Kerangka dalam Septic Tank di Bantul Berkelamin Wanita, Siapa?

Lokasi penemuan kerangka manusia dalam septic tank di Karangjati, Bantul
Sumber :
  • VIVA/Cahyo Edi

VIVA –  Warga Dusun Karangjati, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Jawa Tengah digegerkan oleh penemuan kerangka di dalam septic tank milik salah satu warga bernama Waluyo (62) pada Minggu, 22 Desember 2019 lalu. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ternyata kerangka tersebut berjenis kelamin wanita.

Geger, Kerangka Manusia Tergeletak di Samping Eks Gedung Semen Baturaja

Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Riko Sanjaya mengatakan, pihaknya segera mengirimkan kerangka tersebut setelah ditemukan ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk dilakukan autopsi. Itu dilakukan guna mengetahui identitas kerangka dan penyebab kematiannya.

Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui bahwa kerangka yang ditemukan dalam septic tank berjenis kelamin wanita. Usianya diperkirakan antara 20 hingga 40 tahun.

Tulang Manusia dan Pakaian Wanita Ditemukan Berdekatan di Ruko Kota Malang, Polisi Bilang Begini

“Dari pemeriksaan sementara, jenis kelamin kerangka itu perempuan,” ujar Riko, Selasa, 24 Desember 2019.

Soal identitas kerangka perempuan itu, Riko mengaku belum biasa memastikannya. Pihaknya masih akan melakukan tes DNA terhadap kerangka tersebut.

Pekerja Bangunan di Kota Malang Temukan Tengkorak Diduga Kepala dan Badan Manusia

"Untuk identitas masih perlu tes DNA," ujarnya.

Baca juga:

Fakta-fakta Bus Sriwijaya Terjun ke Jurang, Tewaskan 26 Penumpang

Cerita Penumpang Selamat Bus Sriwijaya yang Terjun ke Jurang 75 Meter

Sementara itu, warga meminta supaya polisi mengungkap identitas kerangka wanita tersebut. Sebab, menurut Ketua RT 07 Dusun Karangjati Suparno, selama ini tak ada warganya yang dilaporkan hilang.

Dia menjelaskan bahwa rumah milik Waluyo hanya ditinggali oleh Waluyo, istri dan putranya bernama Edi Susanto. Edi sendiri sudah meninggal dengan cara bunuh diri sekitar 50 hari yang lalu.

Suparno menjelaskan, Edi sempat meninggalkan surat wasiat. Surat wasiat itu berisi alasan Edi bunuh diri karena ingin menyusul nenek dan istrinya yang berinisial AS.

Suparno mengungkapkan, setelah Edi bercerai dengan istrinya pada tahun 2009 silam, AS tidak pernah kelihatan di wilayah tersebut. Warga pun menduga AS pulang ke rumah orangtuanya di Kepuh, Kota Yogyakarta. Namun, ibu AS yang juga mertua Edi sempat mencari keberadaan putrinya di Karangjati.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya