Pindahkan Hujan Jauh dari Jakarta, 10 Ton Garam Ditabur ke Awan

Salah satu ruas jalan di Jakarta yang terendam air usai hujan deras
Sumber :
  • VIVA.co.id/Twitter

VIVA – Sebanyak 10 ton garam ditaburkan di awan untuk mempercepat hujan. Dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pesawat milik TNI Angkatan Udara yakni CN 295 dan CASA 212 terbang mengelilingi sekitaran perairan Selat Sunda dengan harapan agar hujan turun di kawasan tersebut, sebelum masuk ke Ibu Kota, Jakarta.

Sindir Heru Budi, Ketua DPRD: Siapapun Pj Gubernurnya Kalau Gak Radikal Ya Jakarta Tetap Banjir

Selama tiga hari, sejak 31 Desember 2019 hingga kemarin, hujan lebat dengan intensitas tinggi turun hingga menyebabkan sejumlah wilayah Jakarta dan kawasan penyangga banjir terendam air.

"Karena angin misal dari barat- west south west- di situ masih ada gelombang awan yang kemungkinan sudah jenuh dan masuk wilayah Jakarta. Kita pecah di situ mudah-mudahanan bisa hujan sebelum masuk daratan. Karena kita ketahui wilayah Jakarta dan Jawa Barat sudah jenuh dengan kandungan air hujan kemarin," kata Kepala Staf TNI AU (KSAU), Marsekal Yuyu Sutisna, di Hanggar Skadron 2 sebelum memberangkat pesawat dalam operasi Teknologi Modifikasi Cuaca, Jumat 3 Januari 2020.

Bangunan Sekolah di Kolaka Roboh Ditimpa Tanah Longsor, 2 Ruang Kelas Porak-Poranda

Baca Juga: Sedang Menghangatkan Pizza, Keluarga Ini Temukan Ular di Dalam Oven

Dari 10 ton garam, dua pesawat terbang dengan dua kloter. Setiap pesawat membawa 2,4 ton dengan 6 tabung yang ditempatkan sepanjang badan dalam kabin. Bersama tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), garam ditabur bersama personel TNI AU berdasarkan arah angin dan pergerakan awan.

Hujan Sedang hingga Lebat Diperkirakan Guyur Sejumlah Daerah pada Hari Ini

"Kalau angin dari barat tapi di barat, tidak ada awan tidak akan kita tabur, termasuk ya yang di atas sini. Kita upayakan agar tak ada jenuh di atas Jakarta," kata dia.

Di kesempatan yang sama, Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Fajar Adriyanto, faktor cuaca turut memengaruhi jarak lokasi di mana garam akan disemai. Pihaknya juga mengatakan, operasi rekayasa hujan ini belum dipastikan akan berlanjut atau tidak sambil menunggu arahan dari BMKG, BPPT dan Panglima TNI Marsekal Hadi Thahjanto.

"Kita lihat intensitas (hujan ke depan)," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya