Gus Mus-Mahfud MD Komentari Tepuk Pramuka 'Islam Yes, Kafir No'

Menkopolhukan Mahfud MD
Sumber :
  • Viva.co.id/Cahyo Edi Kontributor Yogyakarta

VIVA – Tepuk Pramuka yang diajarkan seorang pembina putri di SD Negeri Timuran, Kecamatan Mergansan, Kota Yogyakarta pada Jumat, 10 Januari 2020 bikin heboh. Pasalnya, tepuk Pramuka dengan yel-yel berbau suku, agama, ras dan golongan (SARA) itu berbunyi, 'Islam yes, kafir no'.

Jika Pramuka Dihapus, Nilai Kenegarawanan Generasi Muda Bisa Terkikis

Yel-yel tu menjadi viral setelah salah seorang wali murid berinisial K menuliskan kekesalannya di status Whatsapp (WA), yang kemudian dibagikan ke sejumlah grup WA. Dalam statusnya, K bilang keberatan dengan materi tepuk pramuka itu. 

Dia pun menyampaikan keberatan tersebut kepada pembina yang lebih senior dan mereka meminta maaf setelah acara selesai. Menanggapi hal ini, Kepala Sekolah SD Negeri Timuran Esti Kartini mengatakan belum tahu dan pelaksana acara tersebut sepenuhnya ditangani oleh Kwartir cabang (Kwarcab) Kota Yogyakarta. 

Presiden Jokowi Kukuhkan Budi Waseso Cs Jadi Pengurus dan LPK Kwarnas Pramuka 2023-2028

Sementara Ketua Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi membenarkan acara di SD Negeri Timuran adalah kegiatan yang diselenggarakan institusinya. Kegiatan tersebut dinamai Kursus Mahir Lanjutan (KML), yang diikuti oleh pembina pramuka dari berbagai daerah.

Dia menjelaskan, saat itu masing-masing pembina diminta untuk praktik mengajar, salah satunya tentang yel-yel. Dan tepuk Pramuka bernada SARA itu muncul saat pembina dari Kabupaten Gunungkidul maju untuk praktik mengajar. Dia secara spontan mengeluarkan yel-yel tersebut. 

DPR Desak Menteri Nadiem Buat Pernyataan Terbuka Soal Pramuka

“Sebenarnya di microteaching tidak ada diajarkan tepuk pramuka yang seperti itu, enggak ada. Nah, tiba-tiba peserta ini menyampaikan tepuk seperti itu," ujarnya.

Namun setelah ada keberatan soal yel-yel itu dari seorang wali murid, wakil ketua Kwarcab Kota Yogyakarta pun meminta maaf kepada peserta. Wakil ketua Kwarcab Kota Yogyakarta meminta supaya tepuk Pramuka seperti itu dianggap tidak ada dan tak pernah diajarkan di KML.

Banyak dapat sorotan

Viral yel-yel berbau SARA ini pun mendapat banyak sorotan. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus menilai apa yang diajarkan pembina tersebut merupakan sebuah kesalahan. 

“Salah karena dia (pembina) bandingkan dengan ini. Ada yang kafir itulah opo? Itu urusannya apa dengan Pramuka? Tidak ada urusan. Itu bodoh dan gendeng (gila), wis gitu aja. Wong enggak ada hubungannya,” kata Gus Mus.

Kata dia, yel-yel seperti itu tak perlu diajarkan di dalam Pramuka. Menurutnya pembina pramuka tersebut tak mengerti agama dan harus tahu siapa yang diajarkannya. 

“Sudah kelihatan bahwa di depannya anak-anak kecil berarti dia (pembina Pramuka) enggak ngerti agama. Kenapa enggak ngerti agama? Karena harus disesuaikan dengan yang diajak ngomong jangan anak TK (SD) dikuliahi seperti perguruan tinggi. Anak kecil jangan diwarahi (diajari) yang enggak bener gitu,” tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD juga ikut mengomentari. Dia menilai bahwa yel-yel itu justru merendahkan keberagaman di Indonesia dan bisa merusak keutuhan bangsa. Karena itu, dia meminta pembina tersebut dipanggil dan dilakukan pembinaan. 

"Pembinaan aja dulu dipanggil. Jangan-jangan gurunya (pembina pramuka) agak bego kali. Panggil aja gurunya dulu. Masa ada yel-yel begitu," ucapnya. 

Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X mengaku prihatin terhadap materi yang diajarkan seorang pembina kepada peserta didik golongan Siaga. Menurut dia, materi itu sebaiknya tak diajarkan di Pramuka. 

"Saya sangat menyesal itu terjadi di Pramuka. Tidak benar itu," tandasnya. 

Sultan bilang, tak pantas menyebut kafir bagi pemeluk agama lain. Dia pun mengaku akan mendalami masalah tersebut. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya