Tiga Puluh Persen Vapers Sudah Berhasil Berhenti dari Vape dan Rokok

Paguyuban Asosiasi Vape Nasional.
Sumber :

VIVA – Tidak sedikit memang perokok konvensional di Indonesia yang ingin beralih menggunakan vape dan meninggalkan kebiasaan merokoknya. Dimasz Jeremia, salah satunya. Dimasz merupakan seorang vaper sekaligus Ketua Penasihat Asosiasi Vapers Indonesia (AVI). 

Vape May Help Adult Smokers to Stop, Study Says

Sudah delapan tahun terakhir Dimasz beralih menggunakan vape untuk membantunya mengurangi dampak buruk merokok. 

“Gue yakin orang kayak gue ini banyak; yang merokok tapi sebenarnya ingin berhenti. Tapi, yang gue tidak inginkan adalah ketika mereka sudah niat berhenti tapi gagal, satu-satunya jalan yang mereka punya adalah kembali merokok,” ujar Dimasz dalam salah satu episode lifestyleOne. 

Riset Universitas Bern: Vape Efektif Bantu Perokok Dewasa Beralih dari Kebiasaan Merokok

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 30,4% perokok di Indonesia pernah mencoba berhenti, namun hanya 9,5% di antaranya yang berhasil.

Salah satu alasan Dimasz memilih beralih ke vape adalah karena institusi terpercaya seperti Public Health of England yang berada di bawah Departemen Kesehatan Inggris telah menyatakan bahwa rokok elektrik atau vape 95% lebih rendah risiko dibandingkan dengan rokok konvensional. “Gue mengerti bahwa berhenti merokok adalah suatu proyek besar untuk para perokok. Nah, di setiap proyek besar pasti ada milestones dan baby steps-nya, ngga bisa langsung sempurna. Jadi, goal-nya diubah, sebelum sempurna (yaitu berhenti total), lebih baik dulu deh,” ujar Dimasz.

Tak Mudah Berhenti Merokok, Perokok Dewasa Bisa Optimalkan Produk Tembakau Alternatif

Ia pun mengaku bahwa sejak beralih ke vape, ia merasa bahwa nafasnya lebih ringan, tidurnya lebih nyenyak, dan tidak ada lagi bau rokok yang menempel di tubuhnya. Dimasz juga mengatakan bahwa sejak menggunakan vape, ia jadi semakin tidak suka dengan bau rokok. “Untuk meninggalkan vaping jadi jauh lebih mudah daripada meninggalkan rokok karena kalau misalnya kita merokok dan baunya nempel di baju, itu justru mengingatkan kita untuk merokok lagi,” cerita Dimasz.

Ia menambahkan, “Kita sudah pernah membuat survei ke 1.560 orang dan ternyata, hampir 30% dari vapers, setelah enam bulan atau satu tahun, mereka berhasil meninggalkan vape dan rokok untuk selamanya.”

Sejumlah penelitian ilmiah terkait vape sebagai alternatif berhenti merokok juga telah dilakukan sebelumnya. Salah satunya diterbitkan oleh New England Journal of Medicine pada awal 2019 lalu yang menemukan bahwa penggunaan vape hampir dua kali lebih efektif dalam membantu perokok berhenti dibandingkan dengan pengganti nikotin lainnya, seperti permen karet nikotin atau nikotin tempel. Di Inggris sendiri diprediksikan sekitar 50.000 hingga 70.000 perokok telah berhenti dengan bantuan vape.

Penjelasan Dimasz Jeremia selengkapnya dapat disaksikan di YouTube channel lifestyleOne.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya