Vaping Bukan Bentuk Elektrik dari Rokok

Ilustrasi vape.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Para pengguna vape atau biasa disebut Vapers menilai bahwa kebanyakan orang masih belum memahami perbedaan antara vape dan rokok konvensional. Hal ini salah satunya dikatakan oleh Dimasz Jeremia, seorang vaper yang juga merupakan Ketua Penasihat Asosiasi Vapers Indonesia (AVI). 

Mengerikan, Ini 9 Bahaya Vape Liquid Ganja yang Perlu Diketahui

“Vaping bukan bentuk elektrik dari rokok; vaping adalah vaping dan rokok adalah rokok,” ujar Dimasz dalam salah satu episode lifestyleOne.

Menurutnya, kekeliruan yang paling banyak terjadi adalah dalam memahami perbedaan antara nikotin dan TAR. Dimasz menjelaskan bahwa nikotin merupakan zat adiktif yang dihasilkan dari ekstrak tembakau, serupa dengan kafein dalam kopi atau tehin dalam teh yang membuat seseorang kecanduan dengan kopi atau teh.

Vape May Help Adult Smokers to Stop, Study Says

“Sedangkan TAR adalah produk yang dihasilkan pada saat melakukan pembakaran terhadap tembakau. TAR selain lengket juga mengandung ribuan zat-zat berbahaya. Beberapa dari zat tersebut karsinogenik yang merupakan zat yang bisa memicu kanker. Jadi, rokok konvensional adalah alat untuk menghantarkan kita ke nikotin, tapi dalam penghantarannya kotor karena TAR-nya ikut ke dalam tubuh kita,” jelas Dimasz.

Dengan tidak adanya proses pembakaran di vape, maka tidak ada zat TAR yang terkandung di dalam vape. Hal tersebut juga lah yang menjadi alasan mengapa uap yang dihasilkan oleh vape tidak bau seperti asap rokok. Dimasz melanjutkan, “Sedangkan kalau vaping itu hanya ada nikotin yang sudah di ekstrak, jadi sudah tidak ada TAR-nya. Itulah yang menyebabkan risikonya jauh lebih berkurang.” 

Riset Universitas Bern: Vape Efektif Bantu Perokok Dewasa Beralih dari Kebiasaan Merokok

Pada episode lifestyleOne sebelumnya bersama dr. Arifandi Sanjaya, dijelaskan bahwa sementara rokok konvensional mengandung lebih dari 7000 bahan kimia berbahaya, cairan vape sendiri hanya mengandung empat bahan utama, yaitu propylene glycol, vegetable glycerine, nikotin, dan essence, di mana nikotin sendiri banyak ditemukan di tumbuh-tumbuhan seperti terong dan tomat.

Dimasz pun juga mengaku bahwa setelah beralih ke vape, dirinya merasakan nafasnya menjadi lebih enak dan ringan, bisa berolahraga lebih lama, tidur lebih nyenyak, serta anak dan istrinya pun ikut menikmati perubahan baik tersebut. “Mereka jadi menikmati banget kalau kitanya ngga bau, mereka tidak terpapar asap rokok pasif, dan lebih irit serta makan pun jadi lebih enak,” jelas Dimasz.

Penjelasan Dimasz Jeremia selengkapnya dapat disaksikan di YouTube channel lifestyleOne.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya