Gempar Virus Corona, Warga Sumbar Tolak Turis China Kiriman Pemerintah

Masyarakat Sumbar menolak kedatangan turis asal China.
Sumber :
  • Andri Mardiansyah

VIVA – Masyarakat Sumatera Barat bersikap tegas dengan menolak kedatangan turis asal Kota Kunming, Provinsi Yunnan, China, terkait penyebaran virus corona yang dianggap sangat mematikan. Tersebar secara massal di Wuhan, virus ini juga dituding merupakan senjata biologis China.

Mobil MPV Terlaris Ini Bakal Dapat Mesin Hybrid

Meski berbagai pencegahan standar dilakukan, tapi informasi mengenai penyebaran virus coronan yang mematikan memaksa gelombang protes dari masyarakat. Selain turun ke jalan, warga Sumbar juga melakukan protes melalui media sosial.

Warga bahkan melakukan protes di kawasan wisata Jam Gadang. Mereka membawa spanduk dan menutut pelancong asal Negeri Tirai Bambu keluar dari Bukittinggi. Penolakan tidak main-main, warga sampai menunggu di depan Hotel Novotel untuk menghalau turis China agar tidak keluar dan berbaur dengan masyarakat setempat.

Akhiri Perang Dingin, Menhan AS dan China Lakukan Video Call Setelah Setahun

Tidak hanya di Bukittinggi, masyarakat Kabupaten Tanah Datar, juga menolak kedatangan mereka. Akibatnya, agenda kunjungan turis China ke Tanah Datar dibatalkan oleh agen travel.

Meski banyak penolakan dari warga yang resah, tapi turis asal China itu tidak bisa dipercepat keluar dari Sumbar. Mereka masih akan berada di Sumbar sampai empat hari ke depan, karena itu tuntutan warga dengan memberi ultimatum selama 2x24 jam juga tidak dapat dipenuhi.

Terlalu Pro-China, AS Diduga Akan Intervensi Pemilu di Kepulauan Solomon

Desak Diisolasi

Forum Masyarakat Minangkabau atau FMM mendesak Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, mengisolasi 155 turis asal Kota Kunming, China, yang saat ini sedang berada di Ranah Minang dalam rangka berwisata.

Langkah pengasingan ini dianggap sebagai opsi terbaik, karena Pemprov Sumbar tidak mampu memulangkan mereka lebih cepat dari jadwal yang sudah diagendakan, yakni pada 31 Januari 2020.

Kita minta segera pulangkan mereka dalam 2 x 24 jam. Kalau tidak bisa, maka isolasi saja mereka,” kata Juru Bicara FMM, Jel Fathullah.

Disambut Gubernur Sumbar

Seperti diketahui, kedatangan rombangan turis China ini disambut oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno. Penyambutan dilakukan dengan tari gelombang atau tarian untuk menyambut tamu khusus atau pejabat negara).

FMM menilai, apa yang dilakukan oleh Irwan Prayitno bentuk dari pelecehan budaya Minangkabau. Penyebaran virus corona harusnya menjadi perhatian khusus. Bali saja menolak kedatangan mereka.

Baca juga: Staf Medis di Wuhan Dipaksa Pakai Popok Agar Tak Sering ke Toilet

Program Pemerintah Pusat

Ternyata, 155 turis asal Kota Kunming, China, datang ke Sumbar melalui program Pemerintah Pusat. Program ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, memfasilitasi penyambutan dan jamuan makan bagi para turis China ini. Guna memastikan mereka nyaman di Sumbar.

Jamuan makan bisa dilakukan bila kepala daerah bersedia memenuhi usulan atau permintaan dari manajemen agen travel yang memfasilitasi keberangkatan mereka. Sementara jadwal, agenda liburan dan tempat menginap, sepenuhnya diatur oleh agent travel.

“Jadi, ini buka program kita. Tetapi, program Pemerintah Pusat. Pada dasarnya, kunjungan mereka ini baik. Dalam rangka berwisata. Hanya saja, waktu kedatangan mereka bertepatan dengan persoalan virus Corona. Pihak agent travel, sudah mengatur jadwal kedatangan ini sejak satu tahun yang lalu,” kata Jasman.

Perihal munculnya gelombang protes dan penolakan dari masyarakat, Pemerintah Sumatera Barat, kata Jasman, mengucapkan terima kasih. Karena hal itu, merupakan bentuk kepedulian bersama.

Pengawasan Ketat

Menurut Kantor Kesehatan KKP Padang, secara resmi, 155 turis China yang terdiri dari 110 laki-laki dan 45 perempuan itu akan berada di Sumbar sampai dengan Jumat, 31 Januari 2020.  

Kedatangan turis China ini memang telah membuat resah. Masyarakat meminta Pemerintah Sumatera Barat segera mengambil langkah konkrit dengan, memulangkan ke 155 turis China itu.

Karena langkah pemulangan tidak mungkin dilakukan, penanganan khusus dilakukan. Sejak tiba pada Minggu pagi, 26 Januari 2020, Dinas Pariwisata Sumatera Barat memantau secara berkala kesehatan mereka.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Novrial, pemeriksaan bertahap telah dilakukan terhadap seluruh rombongan turis China itu. Data kesehatan telah dipegang sejak keberangkatan, di dalam pesawat dan saat tiba di bandara dengan menggunakan thermal scanner.

Saat ini turis asal China ini sudah berada di objek wisata pantai Gondoriah di Kota Pariaman. Bila ada laporan ada yang sakit, maka akan diambil tindakan medis. Juga untuk mengetahui apakah sakit biasa atau terjangkit virus Corona.

Gelombang Dua Dibatalkan

Kepala Biro Humas Setda Provinsi Sumatera Barat, Jasman Rizal, menghormati seluruh aspirasi yang disampaikan masyarakat. Saat ini terus dilakukan koordinasi dengan pihak agen travel.

Kesepakatan awal disetujui, mereka setuju membatalkan kunjungan rombongan turis China untuk gelombang kedua. Mereka dijadwalkan bertolak ke Ranah Minang pada akhir pekan nanti.

“Sedang koordinasi dengan pihak travel agent. Nah, keputusannya belum tahu. Apakah dipulangkan atau diisolasi,” kata Jasman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya