Moeldoko Ditanya Takut Istri atau Jokowi, Apa Jawabannya? 

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Sumber :
  • YouTube Deddy Corbuzier

VIVA – ?Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Moeldoko kembali ditugaskan sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. 

Jokowi Inaugurates Gumbasa Dam with Total of IDR 1.25 Trillion

Saat diwawancara Deddy Corbuzier yang diunggah ke YouTube pada Jumat, 31 Januari 2020 dengan judul ‘Ini Jawaban Moeldoko untuk Habib Rizieq (dan kisahnya yang menginspirasi)’, Moeldoko sempat ditanya lebih takut istri atau Presiden Jokowi?

Dia yang pada periode pertama (2014-2019) juga menjabat sebagai KSP, tentu sudah mengetahui manis, asam dan pahitnya menjadi KSP. Ketika ditanyai lebih pusing mengurus negara atau keluarga dan istri, dia menjawab, “Ya kadang-kadang (pusing ngurusin negara) karena kompleks.”

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Beberkan 3 Nepotisme Jokowi

Namun saat Moeldoko ditanya Deddy, lebih takut istri atau Presiden RI. Dia pun menjawab dua-duanya. 

“(Lebih takut istri atau presiden?) Dua-duanya,” ujarnya.

Respons Istana soal Jokowi Disebut-sebut dalam Sidang Sengketa Pemilu di MK

Masuk tentara tak punya duit

Moeldoko mengaku pernah merasakan dahulu betapa susahnya mencari makan, bahkan ingat antre minyak tanah. Karena, sebagian masyarakat di kampungnya dahulu juga susah. Namun, Moeldoko bersyukur diberi kesuksesan saat ini.

“Yang lain biasa-biasa. Saya lebih berhasil. Ada kakak saya jadi Danranmil,” ujarnya.

Saking susahnya, Moeldoko mengaku memilih menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) ketimbang melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi alias kuliah.

“Memang enggak ada duit mau kuliah waktu itu. Kalau ada duit mungkin beda lagi ceritanya,” katanya.

Kenangan Moeldoko kepada ibu

Moeldoko mengaku bersyukur bisa mengajak ibunya pergi haji ke Tanah Suci Mekah. Tentu, hal itu salah satu kebahagiaan seorang anak bisa mengajak orangtua menjalankan rukun Islam kelima, yakni pergi haji.

“Alhamdulillah, itu salah satu kebahagiaan saya bisa ngajak orang tua ke sana (pergi haji). Keberhasilan saya karena ibu, bapak juga begitu memberi motivasi,” katanya.

Menurut dia, ibunya pernah mengeluh rasanya ingin pergi dari kehidupan di dunia ini. Namun, Moeldoko selalu mengatakan kepada ibunya jangan mati dahulu tunggu dirinya menjadi Panglima. Padahal, saat itu Moeldoko masih kolonel.

“Begitu terus pertanyaan diulang setiap saya pulang dinas, tapi jawaban saya ya sama. Nah, begitu saya jadi Panglima Divisi. Maka, saya pulang lapor ke ibu sudah menjadi panglima. Orangtua tidak ngerti, tahunya saya jadi panglima. Eh dua minggu meninggal setelah saya jadi Panglima Divisi,” tuturnya.

Dia mengaku sangat kehilangan sosok ibunda. Pasalnya, menurut Moeldoko, keberhasilan yang dicapai saat ini karena peran penting ibunda tercinta. Menurut dia, ibu dan ayahnya memiliki kekuatan membesarkan dirinya dana saudara-saudaranya dalam kondisi yang serba kekurangan, namun bisa memberikan motivasi luar biasa. 

"Ketika ibu meninggal ada sesuatu yang hilang dari hidup saya. Ketika itu belum bisa memberikan sesuatu kepada ibu saya, tapi berusaha memberikan perhatian yang terbaik," ujarnya.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya