Pelarian Harun Masiku Vs Nazaruddin, Politikus Demokrat: Jelas Beda

Harun Masiku
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Keberadaan Harun Masiku, tersangka kasus suap pergantian antar waktu (PAW) calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan kepada bekas Komisioner KPU Wahyu Setiawan masih misterius. Memasuki hari ke-27, dia belum juga tertangkap.

Hasto PDIP Dikritik Eks Aktivis 98 Gegara Ibaratkan Gibran dengan Sopir Truk

Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan, penyidik KPK belum bisa menangkap Harun Masiku sampai sekarang, itu jelas tidak bisa disamakan dengan kasus pelarian Muhammad Nazaruddin.

“Ada yang comment mengatakan sama saja Masiku dengan Nazarudin. Ya jelas bedalah,” kata Jansen lewat Twitter yang dikutip pada Rabu, 5 Februari 2020.

Sekjen PDIP Bilang Harun Masiku Hanya Korban di Kasus Korupsi PAW, KPK Bilang Begini

Menurut dia, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, yakni Nazar itu tidak pernah hilang ditelan bumi seperti Harun Masiku. Malah, kata dia, Nazar berani eksis menampakkan dirinya melaluitelepon dengan sejumlah media.

“Bahkan, nunjukkan mukanya via Skype. Masiku ini walau di dalam negeri, gelap entah ke mana,” ujarnya.

Sekjen PDIP: Harun Masiku Hanya Korban, Dia Tergoda Oknum KPU

Di samping itu, Jansen memberikan pencerahan kepada orang-orang yang berpandangan bahwa Nazar ditangkap penyidik KPK dalam waktu selama 77 hari. Menurut dia, silakan saja kalau mau disamakan pencarian seseorang di luar negeri dengan di dalam negeri.

“Kalau LN (luar negeri) itu butuh kerja sama, koordinasi dengan interpol, negara terkait dan lain-lain. Kalau nangkap orang di dalam negeri, itu cukup kerja sama dengan Pak RT aja sebagai saksi,” jelas dia.

Sementara Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengibaratkan kasus Harun Masiku dengan asuransi PT Jiwasraya. Menurut dia, Harun Masuki dan Benny Tjokrosaputro sama-sama sebagai kunci.

“Harun Masikhu dihilangkan, entah sementara atau permanen. Kita tidak tahu. Tapi Harun Masiku diyakini memegang kunci. Beny Tjokro mengirim sinyal lewat surat juga soal kunci-kunci. Jika dia dihilangkan sementara atau permanen, maka Jiwasraya tinggal cerita. Ini rezim raja tega,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya