Efek Penggunaan Tramadol dan Riklona, Lucinta Luna Doyan

Polda Metro sita ribuan tramadol palsu di Jakarta, Selasa, 18 September 2018.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

VIVA – Polisi meringkus Muhammad Fatah alias Lucinta Luna  di Apartemen Thamrin City, Tanah Abang Jakarta Pusat, Selasa pagi, 11 Februari 2020. Penangkapan ini berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba.

Geger Obat Berisi Tulang Manusia Beredar Pesat, Banyak yang 'Lewat'

Saat mengamankan Lucinta, polisi juga mendapati ekstasi dan sejumlah obat-obatan lainnya seperti Tramadol dan Riklona.

Bukan cuma fenomena maraknya penyalahgunaan narkoba, belakangan obat-obatan seperti Tramadol dan Riklona juga ramai dikonsumsi, terutama bagi anak-anak muda. 

Emak-emak Geruduk Penjual Obat Keras di Bekasi, Anaknya Jadi Korban

Lantas, apa efek ketika seseorang menggunakan Tramadol dan Riklona? Viva merangkumnya dari berbagai sumber:

Tramadol diketahui, adalah obat yang berfungsi untuk membantu mengurangi rasa sakit yang sedang hingga cukup parah. Efeknya, mirip dengan analgesik narkotika. Obat ini bekerja di sistem saraf untuk mengubah bagaimana tubuh Anda merasakan dan merespon rasa sakit.

Apoteker dan Perawat Ditangkap Buntut Jual Resep Tramadol-Hexymer, Harganya Jutaan Rupiah

Penggunaan tramadol biasanya diberikan pada pasien kanker, pasien yang sudah menjalani operasi, untuk mengatasi nyeri saraf, luka atau sakit akibat kecelakaan, keseleo, patah tulang, dan lain-lain.

Tramadol ini menjadi alternatif bagi orang-orang yang ingin merasakan sensasi teler, enteng, dan efeknya mirip seperti kondisi orang mabuk alkohol. 

Sedangkan Riklona, merupakan obat dengan kandungan bahan aktif Clonazepam. Obat ini untuk mencegah atau mengontrol kejang, gangguan bipolar dan juga epilepsi. 

Efek menggunakan Riklona, bisa menimbulkan reaksi sakau, terutama bila telah digunakan dalam waktu lama atau dengan dosis yang tinggi. Resikonya akan meningkat jika Anda dulunya seorang peminum alkohol atau pemakai obat-obatan terlarang. 

Riklona bekerja dengan cara memengaruhi neurotransmiter di otak, sehingga akan mengurangi aktivitas saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Para ahli mempercayai bahwa aktivitas yang berlebihan dari saraf dapat menjadi penyebab timbulnya kecemasan dan gangguan psikologis lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya