- IG BasukiBTP
VIVA – Nama Komisaris Utama PT Pertamina Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama masih menjadi objek perbincangan di dunia maya lantaran masuk dalam bursa sebagai calon kuat Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Di Twitter, mantan Gubernur DKI Jakarta kembali trending pada Senin, 9 Maret 2020. Terjadi pro dan kontra dengan masuknya nama Ahok sebagai nominasi calon pemimpin di ibu kota tak lama setelah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah satu akun Don Adam @DonAdam68, mengaku tidak menolak Ahok yang disebut-sebut bakal memimpin ibu kota baru di Kalimantan Timur. Justru, Don Adam mendesak supaya Ahok segera pimpin ibu kota baru.
“Siapa yang menolak? Tuit gue malah minta sesegera mungkin Ahok hengkang ke Kalimantan. Jangan-jangan kalian emang mau nyingkirin Ahok? Iya gak sih?,” tulis mantan calon legislatif dari Partai Demokrat ini.
Kemudian Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief juga setuju baik Ahok maupun siapa saja yang ditunjuk jadi pejabat untuk membangun calon ibu kota baru. Asalkan, harus diulang lagi kegiatan studi kelayakan atau feasibility study (FS) proyek besar itu.
“Saya setuju Pak Ahok atau siapa pun jadi pejabat ditunjuk bangun kbu kota negara baru. Namun, pra FS dan FS harus diulang minimal dua tahun dengan dahulukan survey bawah permukaan tanah. Kelayakan pendanaan dikaji ulang. Saya dengar hal itu tidak dilakukan karena dasarnya agak mistis,” cuit Andi Arief.
Sementara akun a.s.y897 @897asy mengaku merasa heran kenapa tidak dari Kalimantan saja yang direkomendasikan untuk menjadi calon Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara.
“Kenapa enggak dari orang-orang Kalimantan aja yang mimpin. Kenapa mesti Ahok? Di Kalimantan pasti banyak putra-putra terbaik bangsa. Bahkan, lebih baik, lebih manis mulut dan akhlaknya,” tulisnya.
Diketahui, Presiden Jokowi lagi menggodok empat orang untuk menjadi calon pemimpin ibu kota baru yakni Ahok, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Wika) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
