Tiga Negara Ini Masuk Indonesia, Bandara Siapkan Tes Corona Berlapis

Petugas bandara Soekarno Hatta memeriksa suhu tubuh penumpang
Sumber :
  • VIVAnews/Sherly

VIVA – Pemerintah Indonesia mulai mengetatkan pintu masuk wisatawan mancanegara di bandara udara, menyusul wabah virus corona atau Covid-19. 

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan pintu masuk kedatangan internasional di bandar udara seperti Soekarno-Hatta, diberlakukan pengecekan berlapis menghindari penumpang yang positif COVID-19 atau corona virus. Selain dengan thermal scan, juga dicek dengan termal gun.

"Maskapai kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan otoritas bandara terbitkan kartu kewaspadaan healh alert card, bisa diisi di atas dan terminal kedatangan. Jadi pemeriksaan untuk penumpang keluar terminal internasional," kata Awaluddin, Senin 9 Maret 2020 dilansir dari VIVAnews.

Ditemukan di Sejumlah Negara, Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona Pirola?

Pengisian kartu ini menjadi syarat, untuk memasuki Indonesia. Sehingga jika ada yang belum mengisi, maka harus diisi terlebih dahulu. Juga menyertakan health certificate untuk penumpang dari negara-negara penyebaran corona cukup masif seperti Iran, Italia, maupun Korea Selatan.

Untuk negara-negara yang disinyalir menjadi endemi baru corona virus tersebut, pihak bandara dibantu dari Kementerian Kesehatan, selain menyediakan thermal scanner secara masif dan yang bisa bergerak, mereka akan melewati pemeriksaan yang berlapis.

Gawat, Ratusan Kucing di Pulau Siprus Meninggal Akibat Coronavirus

"Jadi ada yang lebih berlapis karena jalurnya kita bedakan," ujarnya.

Hingga saat ini, dikatakan Awaluddin, para turis dari keempat negara tersebut masih tercatat masuk ke Indonesia. Karena tidak semua kota yang dilarang dari keempat negara itu. Penerbangan maskapai Indonesia ke beberapa negara tersebut, juga masih dibuka.

"Masih ada (turis) Italia, Korsel, Iran, nggak tunda penerbangan. Penerbangan masih ada Garuda dari dan ke Korea Selatan masih ada, maskapai Korea Selatan masih beroprasi, yang kita antisipasi penumpangnya sesuai keputusan pemerintah," katanya.

Sementara itu, juru bicara khusus COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan, pelapisan dengan metode yang dilakukan seperti di bandara tersebut memang tidak bisa menangkap seseorang terinveksi 100 persen. Maka jika suhu badan belum terlalu panas walau sudah ada, maka itu tidak akan terbaca.

Ia menjelaskan, ada dua kecenderungan kasus positif corona. Yaitu gejala minim hanya flu biasa, pasti tidak tertangkap oleh scanner. Beberapa kasus kata dia, tanpa gejala yang bisa ditangkap scan itu. Maka dari itu, health alert card itu berfungsi untuk mengetahui riwayat perjalanan dari orang itu.

"Tapi ada health alert card, bawa kartu, dientri di komputer, kartu ini dibawa dengan catatan yang mereka paham 14 hari setelah kedatangan mengeluh sakit, inkubasi muncul kita minta berobat dan tunjukkan kartunya," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya