Tenaga Medis Berguguran Perangi COVID-19

dokter meninggal karena corona
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri), menyampaikan turut berbelasungkawa atas meninggalnya sejumlah tenaga kesehatan di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 di Indonesia.

"Pemerintah menyatakan keprihatinan mendalam dan duka cita yang sedalam-dalamnya atas beberapa tenaga kesehatan yang terpaksa harus menjadi korban dari penyakit COVID-19, kami bersedih dan berbelasungkawa sedalam-dalamnya," kata Yuri dalam konferensi pers di Jakarta pada Minggu, 22 Maret 2020.

Namun, Yuri meyakini para tenaga kesehatan yang gugur dalam pengabdian yang benar, profesional dan memberikan semuanya untuk kebaikan rakyat yang dicintai ini. Makanya, perlu diingatkan kembali tentang pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19.

"Saling mengawasi, mengingatkan dan kemudian saling membantu, karena pada hakikatnya inilah jati diri bangsa yang selalu bergotong royong, selalu memiliki tenggang rasa sosial, bersama-sama menghadapi COVID-19," ujarnya.

Tiga dokter meninggal dunia

Seorang dokter Djoko Judodjoko dikabarkan meninggal dunia. Hal itu dibenarkan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor, dokter Zainal Arifin. "Benar, dokter Djoko spesialis beda meninggal. Ya, memang beliau positif COVID-19. Beliau pengurus IDI, jadi saya kenal persis beliau," kata Zainal kepada VIVA.co.id.

Kemudian, seorang dokter berjenis kelamin laki-laki juga dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta Timur pada Sabtu, 21 Maret 2020. Diduga, dokter tersebut meninggal akibat virus COVID-19. Namun, pihak RSUP Persahabatan belum memberikan keterangan lebih lanjut.

"Iya nanti kami share di grup media ya. Nanti saja tunggu penjelasan Ibu Dirut," ujar Humas RSUP Persahabatan, Eryuni Yanti saat dihubungi VIVA.co.id.

Di samping itu, dokter spesialis saraf Hadio Ali Khazatsin juga dikabarkan meninggal dunia diduga positif COVID-19. "Satu lagi sejawat kami meninggal subuh tadi. Selamat jalan Mas Hadio. Semoga husnul khatimah," kata dr. Andi Khomeini Takdir @dr_koko28.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB, Agus Wibowo menyampaikan melalui keterangan tertulisnya ada tiga dokter yang meninggal dunia akibat terkena COVID-19, yaitu dr Hadio Ali Khazatsin, dr Djoko Judodjoko, dan dr Adi Mirsa Putra.

Dokter dan perawat positif COVID-19 di Bogor

Di Bogor, dikabarkan ada seorang dokter dan seorang perawat yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona atau COVID-19. Kota Bogor memutakhirkan data kasus corona meningkat menjadi 163 orang berstatus orang dalam pengawasan (ODP) dengan 3 orang positif COVID-19, termasuk Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.

Seperti dilansir VIVAnews, jumlah ODP di Kabupaten Bogor meningkat dari 47 menjadi 92 orang, dan 6 orang di antaranya positif. Dua di antaranya yang positif meninggal dunia. Total di wilayah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor menjadi 9 orang positif corona.

Bupati Bogor, Ade Yasin, mengatakan data per 20 Maret 2020, ODP berjumlah 92 orang dari jumlah sebelumnya 86. Sementara jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) menurun dari 86 menjadi 13 orang.

"Positif COVID-19 menjadi 4 orang dengan meninggal 1 orang. Pasien positif COVID-19 pada hari sebelumnya 2 orang. Hari ini bertambah 2 orang, jadi total status positif menjadi 4 orang. Dua pasien yang positif yakni laki-laki, dokter (36 tahun), bekerja di RS Jakarta, dengan riwayat kontak memeriksa kasus positif COVID-19. Dan laki-laki, berusia 30 tahun, paramedis dengan riwayat merawat kasus positif COVID-19 salah satu RS di Jakarta," kata Ade.

Dokter kekurangan APD tangani COVID-19

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor, dokter Zainal Arifin mengatakan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis masih kurang dalam menangani pasien yang terpapar positif virus corona atau COVID-19. Akibatnya, dokter Djoko Judodjoko juga terinveksi COVID-19 hingga meninggal dunia.

"Sekarang mengenai APD tenaga medis, sebenarnya mau jujur sih kurang optimal ya, kalau kita lihat itu perlengkapan untuk alat perlindungan diri memang kurang memadai.  Tapi kita bilang kekurangan tidak juga, maksudnya, mungkin faktor lain frekuensi kunjungan pasien, komplit lah masalah. Kalau dibilang kurang APD enggak juga," kata Ketua IDI Kota Bogor dokter Zainal Arifin, kepada VIVAnews.

Menurut dia, faktor lainnya saat ini tenaga medis sudah menerapkan prosedur ketat sejak berada di UGD. Mulai dari pasien yang masuk itu diperiksa seluruh tubuhnya. "Tetapi kita tidak menutup kemungkinan bahwa memang kurang memadai ya," katanya.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Diketahui, perkembangan terkait jumlah orang yang dinyatakan positif virus COVID-19 ini bertambah, termasuk pasien yang sembuh dan meninggal dunia sampai hari ini Minggu siang, 22 Maret 2020 jam 12.00 WIB.

Yurianto mengatakan sampai hari ini ada penambahan kasus positif 64 orang, sehingga total kasus ada 514 orang yang positif. Sedangkan, ada juga penambahan pasien yang sembuh dari COVID-19 setelah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya negatif sebanyak sembilan orang. Maka, total yang sembuh menjadi 29 orang dan mereka yang sembuh diperbolehkan pulang.
"Namun, ada penambahan kasus yang meninggal dunia dari perjalanan penyakit sebanyak 10 orang. Maka, total 48 orang," ujarnya.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024