Rapid Test COVID-19, Langkah Anggota DPR 'Menjadi' Pangeran Charles

Pangeran Charles dan Carmilla
Sumber :
  • Daily Mail

VIVA – Polemik terkait pelaksanaan rapid test COVID-19 bagi anggota DPR plus keluarganya sempat menjadi isu hangat di tanah air. Sejatinya, tes anggota dewan ini akan digelar hari ini, Kamis 26 Maret 2020, namun kabarnya harus diundur. Tampaknya, para anggota dewan pantas berkaca dengan tes COVID-19 Pangeran Charles di Inggris Raya.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Hubungannya apa? Karena sama-sama menyuguhkan polemik. Meski rakyat Inggris pantas berduka dengan kabar Pangeran Charles positif COVID-19, namun ada hal yang menjadi pergunjingan di Inggris. Tak lain, tak bukan soal adanya perlakuan khusus. Padahal ini soal hidup dan mati yang tentu tak akan 'pandang bulu'.

Kontroversi muncul setelah seorang staf National Health Service (NHS), sebuah program layanan kesehatan di Inggris Raya, mempertanyakan kenapa Pangeran Charles tiba-tiba menjalani tes. Bahkan saat para staf dari NHS sendiri belum mendapatkan kesempatan untuk menjalani tes COVID-19. Kata lainnya, ada perlakuan khusus.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Pertanyaan bernada 'komplain' staf NHS ini memaksa Menteri Kesehatan Inggris, Edward Argar, memberikan klarifikasi. Meski dianggap tidak nyambung. Menurut sang Menkes, Pangeran Charles tidak menyerobot antrean karena putra mahkota Inggris tersebut sebelumnya mengalami gejala ringan terpapar virus COVID-19.

Tak nyambung karena jawaban menteri kesehatan Inggris tersebut langsung dimentahkan dengan fakta bahwa banyak staf NHS punya gejala lebih parah namun tak kunjung mendapat kesempatan melakukan tes COVID-19. Apalagi warga biasanya tentunya. 

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Kenapa Pangeran Charles menjalani tes di saat bersamaan pekerja terdepan yang punya tugas menyelamatkan kami, belum bisa menjalani tes?" kata lantang presenter Sky News, Kay Burley, dalam konferensi pers yang digelar menteri kesehatan Inggris. Pertanyaan yang juga membuat keduanya bersitegang. Jurnalisnya hebat juga!

Sang presenter terus 'menantang' sang menteri untuk memberikan jawaban. Menkes Edward Argar kelabakan. Jawaban seadanya terlontar dari mulut sang menteri. Ia menegaskan tidak ada perlakuan khusus atau karena faktor status pangeran yang disandangnya sehingga bisa menyerobot antrean bahkan menyalip para tenaga medis.

Jawaban sang menteri kesehatan semakin serampangan alias tak nyambung. "Pemahaman saya adalah bahwa gejalanya, kondisinya (Pangeran Charles), telah memenuhi kriteria," kata Edward Argar. "Pokoknya Pangeran  tidak melompati antrean, kami akan fokus untuk tes tim medis sebagai garda terdepan," tambahnya.

Anggota DPR ‘Bak’ Pangeran Charles

Nah, jika sosok sekelas Pangeran Charles yang merupakan pewaris tahta kerajaan dan begitu sangat dikagumi di seantero Britania Raya saja tetap bisa 'digoyang', apalagi anggota DPR RI. Dan kenapa tidak memprioritaskan tim medis dokter dan perawat yang menjadi garda terdepan dan paling terancam. Wajar jika muncul banyak kritikan.

"Batalkan tes untuk anggota DPR dan keluarga. Prioritaskan para dokter, tenaga kesehatan (nakes), ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan). Pliis," kata cendekiawan Muslim, Ulil Abshar Abdalla di akun twitter.

Suasana Rapat Paripurna Penutupan Masa Sidang di Komplek Parlemen DPR/MPR RI.

Dan wajar juga jika aktivis perempuan pegiat hak asasi manusia (HAM), Veronica Koman, memuntahkan kekesalannya. "Memprioritaskan semua anggota DPR dan keluarganya dites gratis ketika rakyat yang sakit saja sulit dites sangatlah tidak peka. Kebijakan ini cerminan dari kultur KKN yang memang menjangkiti DPR."

Terlepas dalih yang kemudian muncul bahwa dana tes anggota DPR RI dari hasil patungan, yang jelas sangat wajar jika masyarakat saat ini menganggap rencana rapid tes para anggota dewan dan keluarganya sebagai bentuk nyata cari selamat tanpa mempedulikan para pemilihnya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya