Anies Bongkar Fakta-Fakta Keganasan Kematian Corona di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies BAswedan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar GM

VIVA – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengeluhkan penanganan corona atau covid-19 di Jabodetabak yang tidak terintegrasi. Keluhan ini disampaikan kepada Wakil Presiden Maruf Amin dalam telekonferensi video, Kamis, 2 April 2020. 

Kubu Prabowo-Gibran Sebut Pemilu Ulang Tak Ada di UU

Banyak fakta-fakta yang diungkap Anies dalam rapat tersebut, terutama mengenai kegananasan korona yang telah menyebabkan banyak korban jiwa di Jakarta.

Berikut fakta-fakta mengejutkan yang disampaikan Anies terkait penanganan corona:

Kubu Anies Tuding Pencalonan Gibran Tidak Sah, KPU: Mengada-ngada

1. Kematian atas corona di DKI Mengerikan

Tingkat fatalitas kematian akibat virus corona atau covid-19 di Jakarta ternyata paling tinggi dari fatalitas global saat ini. Dari jumlah 885 kasus positif, sudah ada 90 pasien yang meninggal dunia, atau mencapai 10 persen.

Menkopolhukam Minta Semua Pihak Hormati Langkah Kubu Anies dan Ganjar Gugat Hasil Pemilu ke MK

Anies Rasyid Baswedan, menyampaikan fatalistas kematian atas corona di Jakarta sudah melebihi fatalitas global. secara global tingkat fatalitas corona berada pada angka 4,4 persen. Tapi di Jakarta ternyata sudah dua kali lipat dari angka global tadi.

"Saat ini di Jakarta, ada kasus positif corona kira-kira 885 positif. Dari jumlah itu, 90 meninggal. Artinya, case fatality rate-nya sekitar 10 persen," kata Anies. 

Penanganan Corona di Jabodetabek Tidak Terintegrasi

Menurut Anies Baswedan, Jabodetabek sebagai episenter dari wabah corona, harusnya menjadi perhatian serius pemerintah agar ada penyatuan penanganan di wilayah di tiga provinsi itu. Penanganan selama ini tidak terintegrasi.

"Kalau tidak ada penanganan yang terintegrasi maka akan repot," katanya.  

Anies menyampaikan, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), seharusnya membuat Jabodetabek sebagai area khusus di mana penanganan corona tidak terpisah-pisah. Anies mendesak segera dikeluarkan kebijakan tersendiri untuk penanganan corona di kawasan Jabodetabek.

Ribuan Warga Jakarta Positif Corona Tak Terdeteksi

Belum memadainya kapasitas pengujian, membuat ada potensi jumlah warga Jakarta yang saat ini sudah dijangkiti corona. Bahkan jumlah yang tidak diketahui itu mencapai angka ribuan orang.  

Anies menyampaikan, ia mengkalkulasi tren peningkatan kasus positif dengan data jumlah pemakaman warga yang diduga dijangkiti corona. Dari kalkulasi, didapat proyeksi ribuan warga sudah terjangkit, sekali pun data resmi baru bisa mengkonfirmasi ada 885 kasus di Jakarta.

"Bila kita melihat dari pelajaran di tempat lain, kasus yang terkonfirmasi selalu lebih kecil jumlahnya dibanding yang senyatanya. Biasanya setelah satu bulan kemudian, kita baru tahu yang sesungguhnya," ujar Anies.

Setengah Hari 38 Jenazah Diduga Corona Dimakamkan

Kamis pagi, 2 April 2020 hingga siang, sudah ada 38 jenazah yang diduga terinfeksi corona yang dimakamkan di Jakarta. Menurut Anies, ini menunjukan betapa parahnya situasi wabah corona di ibu kota.

Pagi ini saja, itu ada 38 jenazah yang dimakamkan dengan protap (prosedur tetap) Covid-19. 38 orang pagi ini, baru setengah hari," ujar Anies.

Sesuai data Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI. Jenazah yang diduga meninggal karena corona, belum dimasukkan ke data resmi total kematian akibat corona di Jakarta.  

"Kami melihat bukan saja data dari (Dinas) Kesehatan, tapi juga data dari pemakaman," ujar Anies.

Anies mengemukakan hal itu dikarenakan jenazah-jenazah tadi belum secara resmi didiagnosa corona. Hasil tes baru muncul beberapa hari setelah jenazah dimakamkan. Jumlah kematian akibat virus itu secara faktual, lebih besar dari data resmi yang diumumkan.

Anies Tagih Piutang Rp7,5 triliun ke Sri Mulyani

Anies Rasyid Baswedan saat rapat bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin menagih pencairan dana bagi hasil dari Pemerintah Pusat ke Pemprov DKI dengan total Rp7,5 triliun.

Penagihan sudah dilakukan secara resmi melalui surat kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hal ini karena Pemprov sudah merealokasi APBD DKI Jakarta 2020 sebesar Rp3,032 triliun khusus untuk menangani corona. Anies ingin ada penguatan anggaran lagi dari dana yang harus dibayarkan pemerintah pusat.

"Kita membutuhkan kepastian atas dana bagi hasil seperti yang kami sampaikan di dalam rapat dengan Bapak Presiden," ujar Anies.

Wapres Sebut Pusat Ikuti Kebijakan Anies 

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberi semangat kepada Anies Baswedan untuk tetap menjaga kesehatan selama bertugas menangani virus corona. "Tetap semangat Pak gubernur. Mudah-mudahan berhasil. Jaga kesehatan," kata Maruf Amin.  

Ma'ruf mengakui Jakarta menjadi daerah yang tingkat penularannya paling tinggi. Wapres meyakinkan pemerintah pusat juga mengikuti kebijakan atau masukan-masukan dari Anies.

"Karena tingkat penularan di DKI tertinggi dan sekitarnya sebagai episentrum," katanya. 

Wapres mengatakan akan menindaklanjuti laporan-laporan dari Anies. Ma'ruf juga menyampaikan terima kasih atas sejumlah usulan dari Anies selama ini. 

"Hal-hal yang saya coba tindak lanjuti akan saya tindak lanjuti. Mudah-mudahan usulan-usulan bisa dipenuhi," kata Ma'ruf.

Perbahuria informasi Anda mengenai penangan wabah corona dalam tautan berikut ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya