Bali Bentuk Tim Percepatan Pemulihan Dampak Virus Corona

Gubernur Bali, Wayan Koster
Sumber :
  • VIVA/Bobby Andalan

VIVA – Pemerintah Provinsi Bali bergerak cepat membentuk Tim Percepatan Pemulihan Dampak COVID-19. Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace ditunjuk sebagai ketua.

Dinas Pariwisata Bali Gencar Antisipasi Kejahatan dan Gangguan Wisatawan

Nantinya, tim akan memfokuskan perhatian pemulihan pada dua sektor yakni pariwisata dan sektor ekonomi seperti UMKM, koperasi, sektor informal dan pedagang kecil.

Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku telah menetapkan kebijakan strategis bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada dua hal yang menjadi sorotannya yakni dampak COVID-19 terhadap masyarakat dan dunia usaha. 

KIRANA Group Mengubah Lanskap Pariwisata Bali dengan Inisiatif Baru

"Terhadap masyarakat ini sedang dipetakan mana yang terdampak, berapa orang dan nantinya berbasis nama dan alamat jelas. Dipetakan juga sumber yang digunakan mereka yang terdampak," kata Koster usai menggelar pertemuan dengan BI, OJK dan PHRI, Senin 13 April 2020.

Pertama, kata dia, akan dipetakan mereka yang telah menerima program Keluarga Harapan dari Kemensos. Kedua, juga dipetakan masyarakat yang telah menerima program Kemensos berupa bantuan sosial atau bansos. 

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

"Ketiga dari Kemenaker yaitu dalam bentuk Kartu Pra Kerja. Itu dari APBN. Ini sedang dihitung berapa kapasiatasnya yang terjangkau untuk Bali.  Nanti berapa kebutuhannya, maka kekurangannya diprogramkan dari daerah," tuturnya.

Untuk program dari daerah, Koster membaginya menjadi beberapa sumber pendanaan. Pertama dari dana desa yang dikucurkan dari APBN. Kemudian juga dari dana desa adat yang bersumber dari APBD Bali yang masing-masing desa adat digelontor dana sebesar Rp300 juta. 

"Berikunya kita akan gunakan APBD Provinsi untuk kebutuhan dasar seperti sembako kalau masih diperlukan. Ini sedang dihitung, dalam waktu dekat akan selesai. Jangka panjang tiga bulan ke depan kita bisa mengatasi kebutuhan masyarakat yang terdampak. Siapa saja mereka? Di antaranya adalah sopir, tukang ojek, tukang parkir, pekerja yang di-PHK, tapi yang masuk kategori tidak mampu, kita akan data," ujarnya.

Sektor pariwisata

Selanjutnya, yang menjadi perhatian pemulihan adalah sektor pariwisata dan perekonomian.

"Kita juga sedang petakan. Ada skema dari kementerian yaitu KUR. Berapa yang terjangkau dari KUR, berapa yang tejangkau kebijakan restrukturisasi BI dan relaksasi usaha dari OJK. Yang tidak terjangkau kita coba atasi dari skema pemda," kata dia.

Menurut Koster, dibentuknya tim ini agar Bali memiliki skema yang pasti ketika krisis akibat COVID-19 sudah berakhir. 

"Kita akan punya skema solid untuk diterapkan dan realistis diwujukan. Kita akan lebih cepat bisa mengatasi dampak yang ditimbulkan ketika nanti COVID-19 sudah selesai. Tim ini kita minta lebih fokus, lebih terarah dan lebih tepat sasaran. Dampak terhadap perekonomian dapat kita kendalikan, sehingga tak terlalu buruk dampaknya. BI dan OJK akan membantu penuh pemulihan perekonoman Bali," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya