Manajemen Kartu Prakerja Ungkap Bedanya dengan Pelatihan Online

Ilustrasi prakerja
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menegaskan bahwa pelatihan-pelatihan yang disediakan dalam program tersebut jauh berbeda dengan pelatihan-pelatihan yang disediakan oleh media digital lainnya. 

Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM

Direktur Kemitraan dan Komunikasi Project Manajemen Officer (PMO) Kartu Prakerja, Panji Winanteya Ruky menyatakan, dari sisi konten pelatihan memiliki silabus, tenaga pengajar yang interaktif hingga memiliki sertifikat. Jadi, peserta tidak hanya menonton. 

"Karena pelatihan kartu prakerja ada standarnya, silabus, tenaga pengajar, sertifikat, bukan sekadar menonton," ujar Panji saat telekonferensi dilansir VIVAnews, Kamis, 23 April 2020.

Dongkrak Industri Kreatif, Sandiaga Uno Dorong Sinergi Pemerintah dan Pelaku Usaha

Selain itu, ditegaskan Panji, saat rancangan awal, pelatihan dalam program ini juga menggunakan sistem offline atau bertatap muka langsung sebagai mana dalam proses pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK). Namun, akibat wabah Virus Corona COVID-19 pelatihan difokuskan terlebih dahulu melalui online. 

Karena itu, Panji menegaskan, dengan metode online yang ada, peserta secara bebas bisa memilih program pelatihan yang dibutuhkannya untuk meningkatkan kapasitasnya. Jika sudah ada di program pelatihan yang gratis, maka peserta bisa memilih program pelatihan lainnya.

84 Siswa Dari Indonesia Terpilih Magang di Jepang

"Tentu karena pilihannya ada di masyarakat, masyarakat akan bandingkan, tugas pemerintah sediakan pilihan sebesar-besarnya ke masyarakat sebanyak-banyaknya karena ada 5,6 juta peserta yang disasar tahun ini," tegasnya.

Sementara itu, Asisten Deputi Ketenagakerjaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Yulius menambahkan, pada prinsipnya, program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing pekerja di Indonesia, khususnya secara internasional.

"Prinsipnya meningkatkan skill untuk bersaing di pasar internasional untuk masyarakat tiga, pertama pengangguran kedua yang terkena pemutusan hubungan kerja dan juga pagawai kelas rendah atau low skill," ucap Yulius.

Baca: Sebut Mudik dan Pulang Kampung Beda, Jokowi Dianggap Kelamaan di China

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya