May Day Saat Pandemi, Buruh Kampanye Virtual Hingga Gelar Aksi Sosial

Hari Buruh Internasional atau May Day di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Para buruh yang tergabung dalam serikat pekerja dipastikan tidak akan menggelar aksi besar-besaran guna memperingati Hari Buruh atau May Day pada 1 Mei mendatang. Namun, perayaan berbeda akan dilakukan di tengah wabah Virus Corona atau COVID-19.

UU Pemilu Perlu Direvisi sebagaimana Pertimbangan MK, Menurut Anggota DPR

Serikat buruh yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI), mengatakan akan melakukan peringatan May Day dengan aksi sosial. MPBI juga sudah mengeluarkan surat instruksi kepada seluruh jajaran dengan total 40 Federasi Serikat Pekerja untuk melaksanakan kegiatan sosial dalam merayakan May Day.

MPBI merupakan gabungan tiga konfederasi buruh, dengan jutaan anggota pekerja di Indonesia. Yaitu Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI).

MK Nyatakan Airlangga dan Zulhas Tak Langgar Kampanye Pilpres 2024

"Kami ingin membuktikan bahwa buruh bukan hanya jago demo tapi juga punya rasa empati dan kepedulian yang tinggi terhadap sesama," kata Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea dalam konferensi pers virtual, Rabu 29 April 2020.

Dia mengungkapkan, kegiatan sosial yang akan dilakukan antara lain membagikan ribuan Alat Pelindung Diri (APD) ke beberapa rumah sakit di Jabodetabek. Lalu, ada pembagian hand sanitizer ke rumah sakit dan masyarakat.

Sebut MK Bisa Anulir Hasil Pilpres 2024, Guru Besar IPDN Beberkan Alasannya

"Nanti kami akan bergerak serentak. Di Jakarta, Bekasi, Tangerang dan lainnya untuk membagikan ribuan APD. Bukti bahwa buruh peduli tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan penanganan COVID-19," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Andi, kegiatan penggalangan dana sosial bagi buruh yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini penting sehingga kehidupan sebagian buruh yang terdampak parah pandemi ini bisa sedikit terbantu.

Terkait RUU Omnibus Law Cipta Kerja, Andi mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi yang menunda pembahasan sampai wabah Covid-19 ini selesai. Namun, RUU klaster ketenagakerjaan itu diminta disusun ulang dengan melibatkan semua pihak termasuk buruh. Terutama draft pasal yang merugikan buruh.

"Kami ingin dicabut total dan dibahas drafnya dari awal. Kalau dengan draf ini kami akan tolak juga," tegasnya.

Sementara itu Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, buruh akan melaksanakan May Day dengan kampanye di media sosial serta lewat virtual.

Tuntutan yang akan dikampanyekan di medsos yaitu penolakan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, PHK di tengah pandemi Corona serta meminta agar pengusaha tidak menghapus upah dan THR Lebaran walaupun di masa sulit ini

"Peringatan May Day dilakukan dengan banyak kampanye di media sosial dan virtual," katanya.

Iqbal juga mengajak, para pekerja di Indonesia menggelar penggalangan dana. Dana itu untuk solidaritas pangan dan kesehatan para buruh yang kena PHK.

"Selain itu, aksi galang dana dari buruh untuk solidaritas pangan dan kesehatan," ucapnya.

Dalam kesempatan berbeda, Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban mengaku juga akan menggelar aksi sosial untuk memperingati May Day. Salah satu di antaranya adalah donor darah dan bantuan kepada buruh yang terdampak COVID-19. 

"Tahun ini May Day kita memang dalam situasi penuh keprihatinan karena wabah Corona," katanya.

Pantau berita terkini di VIVA Network terkait Virus Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya