Tenaga Medis Corona di RS Sumut Mogok Kerja, Pasien Dipindahkan

Produksi Alat Pelindung Diri (APD) untuk Tenaga Medis
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, dr. Alwi Mujahit Hasibuan membantah klaim sejumlah tenaga medis yang bertugas di rumah sakit khusus penanganan COVID-19 di RS GL Tobing di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, bahwa mereka telah di-PHK sepihak dan diusir dari hotel tempat mereka tinggal selama menangani COVID-19.

Waspada! Buaya Masih Berkeliaran di Kolam Ikan Milik Warga Medan Labuhan

Menurut Alwi, kondisi anggaran untuk membayar hotel tempat tinggal tenaga medis yang tidak mencukupi menjadi alasan mereka terpaksa diminta meninggalkan Hotel Travel Hub Kualanamu. 

Sebenarnya, pihak Dinkes sudah menawarkan opsi agar para petugas medis itu bersedia tinggal sekamar berdua di kamar hotel, hanya saja kata Alwi, mereka menolak. Itu dilakukan untuk menghemat anggaran yang dimiliki Pemprov Sumut.

Lebaran 2024, KAI Bandara Medan Mengangkut 102.502 Penumpang

"Mereka memaksa satu kamar satu orang. Dengan alasan saat perjanjian awal satu kamar satu orang, betul disampaikan saat awal satu kamar satu orang. Ternyata budgetnya begitu tinggi tidak mampu kita," kata Alwi kepada wartawan, dilansir VIVAnews Minggu 3 Mei 2020.

Alwi yang juga menjabat Ketua II GTTP COVID-19 Sumatera Utara itu, menjelaskan untuk biaya penginapan kurun waktu satu bulan ini, sudah menghabiskan biaya hampir Rp1 miliar. Kondisi ini membuat pihak Dinkes tidak sanggup dengan kondisi keuangan terbatas.

Bobby Nasution akan Jalin Komunikasi dengan NasDem dan PKB untuk Pilgub Sumut

"Dua minggu pertama Rp400-an juta, dua minggu terakhir Rp500-an juta. Hampir satu miliar, untuk hotel saja di luar transportasi dan gaji," ujar Alwi.

Sebelumnya ada laporan bahwa para tenaga medis itu mogok kerja karena belum digaji dan di-PHK sepihak, tapi Alwi menegaskan tidak pernah ada keputusan tersebut. Pihak Pemprov Sumut, terang Alwi, meskipun kondisi keuangan tidak memandai, tetap memikirkan kehidupan layak dengan memberikan fasilitas yang baik bagi semua tenaga medis.

"Kalau mereka bilang di-PHK, enggak ada cerita PHK di sini, orang itu melakukan pembohongan publik.  Kita paham (pejuangan mereka) kita tidur-tidur di posko juga bukan mudah. Enggak ada niat yang enggak-enggak. Kecuali saya berikan tempat yang enggak layak,  ini layak, mereka katanya berjuang, bukan pejuang begitu namanya," ungkap Alwi.

Alwi menambahkan dalam waktu dekat ini, gaji para medis akan dikeluarkan seluruhnya dengan masa bekerja selama 1 bulan. Hal itu, sebagai bentuk memenuhi hak-hak mereka. "Senin (besok) akan kita selesaikan itu, enggak mau kita menzalimi orang," ungkapnya.

Meskipun tenaga medis di RS GL Tobing mogok kerja, Alwi menambahkan pelayanan medis atau operasional RS GL Tobing tidak terganggu. Pasien positif Covid-19 di rumah sakit tersebut, semuanya akan dipindahkan ke RS Martha Friska, Kota Medan.

"Makanya kita pindahkan pasien ke RS Martha Friska kan rumah sakit kita juga. Dipindahkan (pasien), tadi. RS GL Tobing tidak ditutup, kita rekrut lagi orang yang berkomitmen," kata Alwi.

Baca: Pemerintah Wajib Jalankan UU Kekarantinaan Kesehatan, Biayai Rakyat!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya