Kabar Gembira, Kasus Positif COVID-19 di Jabar Tak Bertambah

Test swab COVID-19 virus corona
Sumber :
  • VIVAnews/Dani

VIVA – Ada kabar baik terkait perkembangan kasus virus corona atau COVID-19 di Provinsi Jawa Barat. Tercatat kasus positif COVID-19 di Jabar tidak mengalami penambahan.

Tuding Pj Gubernur Jawa Barat Tidak Netral saat Pemilu 2024, Hakim MK: Tak Ada Saksinya

Jumlah kasus positif COVID-19 di Jabar tetap sebanyak 1.565 orang. Sedangkan, pasien sembuh yang mengalami penambahan dua orang.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Biro (Karo) Humas dan Protokoler Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Hermansyah, dalam paparan perkembangan terkini percepatan penanggulangan COVID-19.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Alhamdulillah hari ini yang sembuh bertambah dua pasien jadi 242 orang. Jumlah pasien sembuh hampir tiga kali lipat jumlah yang meninggal," ujar Hermansyah di Gedung Sate Kota Bandung Jawa Barat, Jumat 15 Mei 2020.

Lanjut Hermansyah, angka kematian pada hari ini juga tidak mengalami penambahan. "Hari ini tidak ada pasien positif yang meninggal, jumlahnya tetap 99 orang, dan semoga tidak ada lagi. Sementara itu Orang Dalam Pemantauan (ODP) 44.814 orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 7.143 orang," katanya.

Warga Dikejutkan Penemuan Mayat Bayi Laki-laki di Kali Cikeas

Lebih lanjut Hermansyah menerangkan, penanganan COVID-19 di Jawa Barat terus menunjukkan progres dengan inovasi alat COVID-19. "Bersyukur pola pentaheliks yang kami rintis menghasilkan banyak poin yang positif. Pak Gubernur telah memperkenalkan inovasi dua alat tes COVID-19 ciptaan peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni Rapid Test 2.0 dan Surface Plasmon Resonance (SPR)," ujarnya.

Menurutnya, alat baru ini memiliki akurasi mencapai 80 persen. Bahkan, alat tersebut disebut memiliki kualitas lebih baik dibanding Rapid Test.

"Rapid Test 2.0 beda dengan RDT. Rapid Test 2.0 ambil sampel lendir dahak tenggorok hidung (swab), sementara RDT sampel darah. Akurasi Rapid Test 2.0 adalah 80 persen, jauh lebih akurat dari RDT. Harganya pun murah Rp120 ribuan, beda dengan alat RDT yang Rp300 ribuan. Sementara SPR, semacam alat PCR tapi portabel, jadi uji klinis tidak perlu dilakukan di lab," tambahnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya