Dinas Pendidikan Jawa Barat Perpanjang Metode Pembelajaran Jarak Jauh

Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP N 2 Sukaraja, Bogor, Jawa Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA – Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dewi Sartika mengatakan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tahun ajaran 2020/21 di awal semester tetap menggunakan metode pembelajaran jarak jauh.

BMKG: Potensi Hujan Badai Disertai Petir di DKI Jakarta

Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan beberapa hal. Mulai dari Surat Edaran (SE) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta arahan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Pusat dan Provinsi.

"Ada dua hal yang menjadi fokus Disdik Jabar. Pertama, bagaiman memastikan keamanan dan kesemalatan peserta didik. Kedua, memastikan peserta didik mendapatkan hak pendidikan yang harus tetap dipenuhi selama pandemi COVID-19 dengan pembelajaran jarak jauh," kata Dewi, di Bandung, Kamis 4 Juni 2020.

Pengemudi Mobil Marah-marah Usai Tabrak Dua Motor di Bogor

Baca Juga: PSBB Jakarta Sudah Transisi namun Sekolah Belum Boleh Buka

Dijelaskan Dewi, berdasarkan kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, belum ada satu pun daerah di provinsi terpadat di Indonesia itu yang berada di level 1 atau zona hijau.

Satu Jenazah Korban Kecelakaan KM 58 Tol Cikampek Teridentifikasi Wanita asal Bogor

"Pembukaan sekolah atau proses belajar mengajar bisa kembali dilakukan dengan tatap muka hanya dimungkinkan kawasan zona hijau atau daerah dengan catatan nol kasus COVID-19," ujarnya.

Selain itu, Dewi juga menambahkan bahwa pihaknya telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar jarak jauh, setidaknya hingga Desember 2020 untuk mencegah penyebaran virus Corona pada anak. Mengingat, anak rentan terinfeksi COVID-19.

"Pertimbangan terakhir adalah masukan dari pengawas sekolah, kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah. Walaupun sekolah berada di zona hijau, namun jika sarana prasaran dan keamanan di sekolah tersebut belum lengkap atau memadai, tidak boleh memaksakan membuka sekolah atau proses belajar secara tatap muka," ucapnya.

Sementara itu, agar pembelajaran jarak jauh berjalan optimas, Disdik Jabar telah menempuh sejumlah upaya. Yang pertama adalah penguatan guru. Hal tersebut bertujuan agar guru mampu memberi materi pembelajaran secara interaktif.

"Yang menjadi tantangan adalah masalah psikologis anak. Karena, mereka harus berada di rumah dalam waktu yang lama. Untuk itu, guru diberi pelatihan secara daring agar mampu memberikan pembelajaran yang menarik, interkatif, ringan, dan tidak terlalu berat," jelas Dewi

Dewi juga menyatakan, bahwa Disdik Jabar akan memperkuat infrastruktur teknologi atau akses internet. Meskipun pihaknya menyebut masih ada tantangan mendasar soal kualitas internet di Jabar dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh.

Sebab, tidak semua daerah di Jabar memiliki akses internet yang baik. Namun, Disdik Jabar telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan tersebut.

"Kemendikbud pun sudah memberikan pembelajaran melalui TVRI dan radio. Sekolah juga menyiapkan modul-modul. Di daerah yang sulit akses interne, guru mendatangi rumah peserta didik dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Jadi, banyak upaya yang dilakukan agar pembelajaran jarak jauh berjalan baik," tutur Dewi.

Berdasarkan kebijakan Mendikbud, tahun ajaran 2020/21 akan dimulai pada 13 Juli 2020. Namun, jadwal masuk sekolah secara tatap muka belum ditentukan karena masih menyesuaikan dengan kondisi terkini dari pandemi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya