Normal Baru dan Ancaman Corona Lewat Pasar

Rapid test pedagang Pasar Perumnas Klender
Sumber :
  • VIVA/ Kenny Kurnia Putrama

VIVA – Normal baru atau PSBB transisi ternyata memunculkan permasalahan baru terkait dengan penyebaran virus corona atau Covid-19 yang sejak empat bulan lalu telah ditekan. Pada massa transisi ini, penyebaran virus corona justru meningkat di lingkungan masyarakat bawah. Pasar yang menjadi pusat berkumpul, menjadi klaster baru penyebaran virus corona. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dari data yang ada, penularan terjadi di Pasar Raya Padang. Ada lebih dari 1.700 orang jalani tes swab, dan ada 239 orang dinyatakan positif corona.

Kemudian di Pasar Kobong Semarang, ada 28 orang dinyatakan positif, tapi 11 dari mereka ternyata warga luar Semarang. Lalu berdasarkan rapid tes di Pasar PPI Surabaya, ditemukan ada 23 orang dinyatakan positif pada 3 Juni 2020. Dua orang meninggal dunia.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Sementara di Pasar Induk Bojonegoro, ada 17 orang dinyatakan positif pada 3 Juni 2020. Tiga orang telah dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan di Pasar Cileungsi Bogor, ada 26 orang dinyatakan positif. Di Pasar Prumnas Klender, ada 20 orang positif corona dan di Pasar Serdang Kemayoran, ada 160 orang yang jalani rapid test, 9 orang reaktif. Kemudian ada 9 orang yang ikut tes swab dan dinyatakan positif corona.

Klaster pasar tidak bisa dipungkiri kalau angkanya mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Saat petugas masuk ke pasar, justru banyak penolakan. Pedang khususnya, khawatir bila rapid test dilakukan, dan hasilnya tidak baik, maka tidak ada pembeli yang mau datang.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Saat ini, ada 89 pasar tradisional yang menjadi klaster penyebaran virus corona. Sebanyak 439 positif dan 27 orang meninggal dunia. Tentu penyebaran corona di pasar harus segera dicarikan solusinya.

Menurut Tenaga Ahli Gugus Tugas Covid-19, dr M. Nasser, tidak dapat dibantah bahwa jumlah penularan virus corona pada massa transisi ini meningkat cukup tinggi.

Selain migrasi penduduk, peningkatan jumlah test dan perluasan areal pemeriksaan juga akan sejalan dengan temuan kasus yang meningkat.

"Peningkatan test dan perluasan areal, adalah langkah maju. Ini sudah dihitung akan terjadi peningkatan jumlah positif. Kita tidak perlu khawatir, karena memang positifitas naik, tapi jumlah kematian turun. Kita pernah sampai 11 persen, saat ini hanya 5 persen. Makin hari makin turun," katanya.

Sementara menurut Pakar Kesehatan Masyarakat, Dr Hermawan, penanganan masalah penyebaran corona di pasar harus dilakukan dengan cara-cara yang tepat. Selain ada pedagang, di pasar tentu ada pembeli.

"Pedagang atau penjual ini sangat statis, terdaftar resmi dan hadir setiap hari di pasar. Kemudian ada pembeli, yang sangat dinamis meksi ada pelanggan. Tapi dalam sirkulasi di pasar sangat dinamis. Maka transmisi dari pembeli ini tinggi," katanya.

Karena itu, perlu dilakukan screening kepada para pembeli. Penyediaan insfrastruktur yang sesuai dengan protokol kesehatan dan juga protokol jaga jarak. Lalu bagaimana seharusnya penanganan penyebaran virus corona di pasar, simak lebih lengkap penjelasan Dr Hermawan melalui video di bawah ini. 

Seperti diketahui pada 11 Juni 2020, ada total kasus corona di Indonesia sebanyak 35.295 positif corona, 12.636 dinyatakan sembuh, 2.000 orang pasien meninggal dunia, dan ada 43.414 ODP dan 14.052 PDP. Di dunia, ada 7.480.658 orang positif corona, 3.795.040 pasien sembuh dan 419.476 meninggal dunia.

Baca juga: Uji Coba di China dan Indonesia Jadi Kunci Sukses Vaksin Covid-19

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya