Perselisihan John Kei dan Nus Kei, Dugaan Soal Perkerjaan Rp1 Miliar

Kronologi penyerangan kelompok John Kei
Sumber :
  • VIVA/ Sherly/ Tangerang

VIVA – Agrapinus Rumatora atau Nus Kei membenarkan perselisihannya dengan John Kei terkait masalah uang. Ia membenarkan memang ada sebuah pekerjaan di Kota Ambon yang sudah dia selesaikan dan tidak ada masalah lagi. 

Pengemudi Mobil Fortuner Arogan Palsukan Pelat TNI Terancam 6 Tahun Bui

Menurut sumber di Kepolisian, pekerjaan itu terkait sengketa pada lahan yang telah dibangun rumah sakit di Kota Ambon. Dari pekerjaan itu, Nus Kei mendapat bayaran Rp1 miliar. Pekerjaan itu lebih detail adalah pengurusan sengketa lahan milik almarhum dari adik dari Jhon Kei. Sengketa itu berlanjut hingga ke Mahkamah Agung pada tahap kasasi.

Karena itu, Jhon Kei meminta Nus Kei untuk membantu pengurusan sengketa tanah tersebut di Mahkamah Agung. Dia kemudian menemui seorang kerabat di Jakarta dan membentuk tim untuk pengurusan masalah ini.

Pendeta Gilbert Dilaporkan Dugaan Penistaan Agama, Gus Yahya: PBNU Enggak Ikut Campur

Rilis penangkapan kelompok John Kei oleh Polda Metro Jaya.

Pertemuan kemudian dilakukan di kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Setelah disepakati, Jhon Kei memberikan Rp500 juta di kawasan Plaza Tamara Sudirman, Jakarta. Sedangkan sisanya sebesar Rp500 juta semula akan diberikan dalam bentuk dollar singapura. Tapi kemudian uang tersebut ditukarkan lebih dulu dan diserahkan.

Tangan Diborgol, Pengemudi Fortuner Arogan Ngaku Adik Jenderal Tertunduk Lesu di Kantor Polisi

Proses sidang di Mahkamah Agung berjalan, dan pada 23 Juli 2013 keluar putusan dari MA. Hasilnya, perkara sengekata dimenangkan pihak lawan dan bukan adik dari Jhon Kei. 

Putusan itu kemudian dibawa Nus Kei ke Ambon untuk diserahkan kepada pengacara yang mengurusan kasus ini di Kota Ambon, untuk kemudian diserahkan kepada PN Ambon. Karena itu, Nus Kei menganggap tugasnya sudah selesai membantu pengurusan masalah ini. Tapi tiba-tiba Jhon Kei meminta Nus Kei membicarakan ulang masalah ini.   

Dianggap tugas itu bukan menjadi wewenang Nus Kei, dia kemudian menolak. Selain ada prosedur, tapi juga masalah ini bukan lagi menjadi tanggungjawabnya. Melainkan tanggungjawab pengacara yang menangani perkara tersebut di Ambon. Karena pernyataan ini, Jhon Kei kemudian marah dan menganggap Nus Kei sebagai pengkhianat. 

Setelah pengurusan masalah di MA itu. Nus Kei dan keluarga mendapat teror dan akhirnya pindah rumah ke perumahan Green Prima Bintara Kota Bekasi. Dia tinggal selama tiga tahun. Setelah itu Jhon Kei mengetahui tempat tinggal Nus Kei. Teror kembali terjadi kepada Nus Kie dan keluarganya. Kemudian dia pindah rumah lagi ke Green Lake Cluster Australia, selama 2 tahun dan akhirnya terjadi peristiwa pengerusakan sekarang itu.

"Saya sudah beberapa kali mengutus teman-teman, saudara-saudara, keluarga masih satu kampung untuk menghubungi beliu (Jhon Kei) agar kami bisa bertemu, agar apa yang menjadi masalah kami ini bisa selesai bersama-sama. Saya punya niat itu, saya punya kemauan itu, saya etikat itu untuk melakukan itu. Tapi memang mungkin saudara saya, ponakan saya ini sendiri tidak niat untuk melakukan itu," katanya.

"Bagi saya, ia tetap ponakan saya dan saya tetap memposisikan sebagai orang tua. Itu akan saya lakukan sampai kapanpun. Kami ini satu keluarga, satu darah, satu turunan. Salah besar kalau nanti di sana (kampung halaman) dibilang dua kelompok ini berselisih," lanjutnya.

Dipastikan Nus Kei, bahwa dirinya dengan Jhon Kei bukan dua kelompok yang berselisih. Tapi keluarga yang sedang berselisih saja. Dia membenarkan lagi bahwa perselisihan ini terkait dengan pekerjaan yang ada di Kota Ambon.

"Tapi itu sudah selesai, yang berkaitan dengan tanah itu sudah selesai. Memang karena tidak ada kesabaran dari ponakan saya ini, akhirnya terjadi yang kemarin," katanya.

Karena itu, Nus Kei berharap masalah ini sudah selesai dengan peristiwa kemarin. Semua pihak bisa mengubur masalah ini, bersamaan dengan pemakamanan saudara mereka yang telah dimakamkan akibat peristiwa ini.

Nus Kei menyampaikan bahwa setelah penyerangan dan penangkapan Jhon Kei, tidak ada komunikasi. Karena itu, dia berharap akan ada komunikasi lebih lanjut untuk menyelesaikan permasalah ini. 

"Mungkin lewat pihak kepolisian. Saya berharap itu, karena saya posisikan diri sebagai orangtua, paman, kami punya filsafat, orang kei punya filsafat begini, kami ini satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Itu kan orang kei," katanya.

Baca juga: Menjadi Target John Kei, Nus Kei: Kami Satu Keluarga, Satu Darah

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya