Kapal Tenggelam di Selat Pukuafu: 21 Selamat, 2 Meninggal

Kapal tenggelam di Selat Pukuafu
Sumber :
  • Istimewa/Jo Kenaru

VIVA – Kapal Motor (KM) Kasih 25 tenggelam di perairan Selat Pukuafu, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur pada Minggu pagi, 5 Juli 2020. Kapal yang dinakhodai oleh Frengki ini berlayar dari Pelabuhaan Tablolong Kabupaten Kupang menuju Rote Timur.

Bupati Manggarai Dikecam gegara Tega Pecat Ratusan Nakes, Wakil Bupati Berdalih Tak Dilibatkan

Di dalam kapal ada 10 penumpang dan 14 orang ABK. Kapal ini tenggelam sekitar pukul 10.30 WITA. Demikian keterangan Kantor SAR NTT.

Kepala Kantor SAR Kupang, Emi Frizer mengatakan, dua orang selamat setelah ditolong oleh Kapal Cepat Bahari Express. Sementara dua orang lagi ditemukan meninggal tersangkut tali pukat kapal.

Aktivitas Erupsi Gunung Ile Lewotolok Masih Tinggi, Menurut Badan Geologi

“Kapal terbalik akibat cuaca buruk. Dua orang berhasil selamat ditolong oleh kapal Bahari Express yang kebetulan melintas dan dua orang lainnya ditemukan meninggal dunia. Tim masih melakukan pencarian,” kata Emi Frizer kepada wartawan di Kupang.

Baca juga: Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Perairan Pulau Sebuku

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Waspada Bibit Siklon Tropis 96S yang Kini di Laut Sawu

Cuaca di lokasi kejadiandilaporkan cerah dengan kecepatan angin 06 - 25 knot meniup dari arah Tenggara menuju Barat Daya dengan tinggi gelombang 1,25 – 2,5 meter.

Sementara itu, Kapolres Rote Ndao, AKBP Bambang Hari Wibowo kepada VIVAnews mengatakan, upaya pencarian korban dimulai pukul 14.30 WITA melibatkan tim gabungan Basarnas, Satpol Air, Polres Rote Ndao, Pol Air Polda NTT dan dibantu para nelayan.

Tim gabungan berhasil mengevakuasi 21 orang korban selamat dan dua orang yang meninggal dunia.

“Saat ini total korban yang dapat kami temukan berjumlah 21 orang selamat, 2 orang dalam keadaan meninggal. Sementara pencarian masih terus berlangsung,” katanya dihubungi Minggu malam.

Minim petugas pengawas

Seorang Kapten Kapal di NTT yang sering melintas di perairan Pukuafu, mengaku, kejadian kapal tenggelam yang berlayar dari Tablolong ke Rote Ndao sudah sering terjadi. Menurutnya, selain cuaca, hal teknis juga ikut berkontribusi di selat Rote itu. Salah satunya, minimnya petugas pengawas kapal.

“Sudah sering musibah perahu perahu dari pelabuhan Tablolong ke Rote, maka dari instansi teknis harus menempatkan petugas di Pelabuhan Tablolong untuk mengasi keselematan berlayar. Pihak Perhubungan Laut harus buat WILKER di Pelabuhan Tablolong, sehingga bisa mengawasi perahu perahu atau kapal-kapal yang berlayar dari pelabuhan Tablolong,” kata sumber tersebut kepada VIVAnews seraya meminta tidak mencantumkan namanya di berita.

Laporan: Jo Kenaru/NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya