Doni Monardo Sarankan Masyarakat Malut Makan Ikan demi Cegah Covid-19

Kepala BNPB Doni Monardo dalam konferensi pers di Ternate, Maluku Utara, Senin, 6 Juli 2020.
Sumber :
  • VIVA/Ifan Gusti

VIVA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menganjurkan warga Maluku Utara memperbanyak mengonsumsi ikan laut supaya dapat meningkatkan imunitas tubuh demi mencegah terjangkit COVID-19.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Anjuran itu disampaikan Doni dalam konferensi pers bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Ternate, Maluku Utara, Senin, 6 Juli 2020.

"Saya pesan kepada saudara-saudara saya yang ada di Maluku Utara, karena obat COVID-19 ini belum ditemukan. Kalau pun ada juga cuma pada peningkatan imunitas. Sehingga itu warga Maluku Utara punya potensi meningkatkan imunitas dengan cara konsumsi ikan tuna, kerapu, mubara--semua jenis ikan" ujarnya.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Baca: Doni Munardo: COVID-19 Adalah Malaikat Pencabut Nyawa

Selai kandungan protein yang sangat tinggi, kata Doni, ikan laut kaya dengan kandungan Omega 3. Banyak negara di dunia ingin mendapatkan suplemen Omega 3 itu. 

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Ikan di Maluku Utara sebut melimpah sehingga dia meminta masyarakat setiap hari dapat mengonsumsi ikan atau makan laut lainnya. "Begitu juga lobster, kepiting, udang semua jenis makanan berkualitas ada di Maluku Utara, oleh karena itu orang Maluku Utara tidak boleh kena COVID-19 asalkan rajin makan ikan."

Terawan Agus Putranto menyatakan kunjungannya ke Maluku Utara untuk melihat dan mengetahui yang sangat dibutuhkan daerah dalam penanganan COVID-19. Menurut Gubernur, katanya, masalah utama di sana cuma tenaga medis yang terlatih dalam mengoperasikan mesin pemeriksa spesimen melalui metode polymerase chain reaction (PCR).

Ia menyatakan, persyaratan penggunaan alat PCR sangat ketat agar laboratorium PCR benar-benar steril, tidak terjadi episentrum atau penularan baru karena pengambilan spesimen hasil swab yang sangat berisiko.

Laporan Ifan Gusti/Ternate

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya