Polisi Bantah Jadi Dalang Kreator Grup WA Pelajar STM

Demo Pelajar Tolak RUU KUHP dan UU KPK
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Polisi membantah isu adanya oknum aparat sebagai kreator grup WhatsApp pelajar STM, terkait aksi unjuk rasa di DPR beberapa hari lalu. Tangkapan layar WhatsApp Grup STM sempat membuat heboh media sosial.

Geger Seorang Pelajar SMP Terkapar Dikeroyok Sesama Pelajar, Pelaku Panik Ada CCTV

Sebagian netizen menyebut hal tersebut merupakan buatan Kepolisian.

"Kami ingin tegaskan bahwa isu yang beredar di kalangan media sosial maupun di kalangan netizen bahwa Polisi selaku kreator daripada WA grup tersebut adalah tidak benar," kata Kasubdit II Direktorat Siber Bareskrim Polri, Komisaris Besar Polisi Rickynaldo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 2 Oktober 2019.

Kalahkan 11 Negara, Siswa Indonesia Sabet Emas Kompetisi Matematika Internasional di Australia

Rickynaldo menuturkan, pihaknya masih mendalami asal muasal para member WhatsApp Group tersebut. Sebab, kebanyakan nomor yang digunakan hanya untuk akun WhatsApp.

"Agak sulit, karena ada nomor yang aktif di WA saja, di provider tidak aktif," kata dia.

Pelajar SD di Simalungun Jadi Tersangka Kasus Perundungan, Ini Penjelasan Polisi

Diketahui, munculnya nama polisi berasal dari posting-an netizen yang mengaku mencoba memasukkan nomor member-member WhatsApp Grup anak STM ke aplikasi True Caller. Saat dicoba, muncul nama seseorang berpangkat polisi. Belum diketahui kebenaran ini.

"Aplikasi True Caller itu kan tergantung kita membuat nama di daftar kontaknya apa, sesuai daftar kontak yang dia punya, yang masuk ke dalam situ. Misalnya, saya menulis di kontak si A itu tukang ojek, saya pakai True Caller, si A nanti keluar tukang ojek, padahal belum tentu aslinya dia tukang ojek," ujar Rickynaldo.

Rickynaldo mengaku akan menyelidiki akun-akun yang menyebarkan isu polisi sebagai kreator grup WA 'Anak STM'. Menurut Rickynaldo, tangkapan layar yang tersebar kemungkinan rekayasa.

"Tentu, akan kita lakukan pendalaman (akun-akun yang menyebar isu tersebut), penyelidikan lebih lanjut. Itu kan capture-an belum tentu asli, bukan live, kita lakukan pendalaman kepada capture-an yang ramai di media sosial," kata Rickynaldo. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya