Polisi Bongkar Perdagangan Orang Modus Beasiswa ke Luar Negeri

Ilustrasi pendidikan.
Sumber :
  • www.pixabay.com/DariuszSankowski

VIVAnews - Ada 40 orang jadi korban yang diiming-imingi kuliah di Taiwan. Dua orang pun sudah ditetapkan jadi tersangka, yaitu R dan L.

Kisah Perjalanan Para TKI Jadi Korban Kerja Paksa di Malaysia

Di mana keduanya berperan mencari dan menawarkan calon korban. Menurut polisi, temuan dengan modus seperti ini adalah hal baru.

"Ada modus operandi baru di sini yaitu menjanjikan beasiswa kuliah di luar negeri dalam hal ini di Taiwan, sambil bekerja," ujar Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kombes Pol Agus Nugroho, di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Rabu 9 Oktober 2019.

Pengakuan ABG di Bandung yang Diperkosa, Disekap dan Dijual

Calon korban yang berminat pertama-tama diminta menyerahkan sejumlah uang administrasi Rp35 juta. Kemudian, calon korban juga harus menyiapkan berkas pendaftaran kuliah.

Setelahnya, mereka ditampung terlebih dahulu di Jakarta guna mengikuti beberapa tes abal-abal. Tes melibatkan perwakilan dari Taiwan yang tergabung dalam jaringan kasus ini guna membuat orangtua calon korban percaya.

Sudin Pekerjakan 3 Mucikari Cari Gadis Muda untuk Disetubuhi

"Orangtua korban yang tidak mampu menyediakan uang Rp35 juta tersebut akan diberikan penalangan oleh para tersangka, dengan catatan sesudah para korban berkuliah sambil bekerja di Taiwan, penghasilannya sebagian akan digunakan untuk melunasi jumlah uang administrasi yang dibayarkan di muka tadi," katanya.

Iming-iming korban pun berhasil. Buktinya adalah puluhan orang telah jadi korbannya. Padahal nyatanya setelah sampai di Taiwan, apa yang mereka harapkan itu tidak ada. Karena apa yang dijanjikan tak tercapai, para korban lantas melapor hingga akhirnya kasus ini terkuak.

Akibat perbuatannya itu, kedua tersangka dikenakan Pasal 4 UU 21/2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan/atau Pasal 83 serta Pasal 86 A Nomor 18/2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

"Sesampainya di Taiwan mereka dipekerjakan dari Senin sampai Sabtu untuk kemudian di hari Minggu. Para korban akan dipertemukan perwakilan yang sebetulnya bagian dari jaringan ini untuk seolah seperti kuliah, padahal hanya belajar bahasa Taiwan untuk memudahkan pekerjaannya itu sendiri," kata dia lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya