Polisi Cokok Wanita yang Biayai Upaya Penggagalan Pelantikan Presiden

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Suyudi Ario Seto
Sumber :
  • Foe Peace

VIVA – Polisi mencokok seorang wanita bernama Suci Rahayu alias Ayu. Dia diduga terkait kelompok yang berupaya menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR RI, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2019, demikian ungkap polisi.

Kombes Wira Blak-blakan Kapan Panggil Pendeta Gilbert soal Kasus Penistaan Agama

"Iya betul, Suci Rahayu alias Ayu," ucap Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Suyudi Ario Seto saat dikonfirmasi wartawan, Rabu 23 Oktober 2019.

Yang bersangkutan dicokok di kediamannya di kawasan Mekarsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin 21 Oktober 2019 kemarin. Ayu diduga kuat mendanai gerakan tersangka SH dan kawan-kawan.

Eks Ajudan SYL Ungkap Firli Minta Uang Rp50 Miliar, Apa Kabar Berkas Kasus Pemerasan di Polri?

Selain itu, Ayu juga terdaftar dalam grup WhatsApp pelaku guna merancang aksi. Nama politisi PAN, Eggi Sudjana, juga ada dalam grup WA itu, namun akhirnya tak terbukti terlibat.

"Yang bersangkutan memberikan dana kepada tersangka Samsul Huda Rp700 juta untuk membeli perlengkapan katapel, peluru katapel, dan bom hidrogen untuk menyerang polisi," kata Seto.

Polisi Sebut Wanita yang Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari Kerja Open BO

Sebelumnya diberitakan Polda Metro Jaya meringkus enam orang terkait upaya penggagalan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR RI, Jakarta, Minggu, 20 Oktober 2019. 

Mereka antara lain berinisial SH, E, FAB, RH, HRS, dan PSM. Para tersangka tergabung dalam satu WhatsApp Group (WAG) berinisial F. Grup itu berisi pembahasan soal rencana penggagalan pelantikan.

Tersangka SH masih mempunyai hubungan dengan dosen nonaktif IPB, Abdul Basith. Sebab, keduanya berkomunikasi untuk rencana penggagalan pelantikan memakai ketapel dan bola karet. Bola karet itu digunakan untuk menyerang aparat keamanan yang berjaga di Gedung DPR RI.

Bola karet itu ternyata dapat meledak karena dirancang seperti mercon banting yang dapat meledak jika dilemparkan dan berbenturan dengan benda lain, kemudian ada perantara mudah terbakar agar cepat menyambar. 

Misalnya, perantara bensin. Polisi menemukan sejumlah barang bukti, di antaranya gotri, plastik ekslusif yang bisa meledak, ketapel, dan kelereng. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya