Cantik dan Jomblo, Ini Cerita Risa Santoso Rektor Termuda Indonesia

Rektor ITB Asia Malang Risa Santoso.
Sumber :
  • Lucky Aditya/VIVAnews.

VIVA – Di usia yang masih muda, 27 tahun, Risa Santoso mendapat kepercayaan menjabat sebagai rektor di Institut Teknologi dan Bisnis atau ITB Asia Malang. Selain muda, Risa pun diketahui masih jomblo dan memiliki paras yang cantik.

10 Kampus Bisnis Terbaik Dunia Tahun 2024

Risa dilantik sebagai rektor pada 2 November 2019. Pelantikan ini menjadi kado spesial baginya, karena dia baru saja merayakan ulang tahun ke 27 pada 27 Oktober lalu. Sebelum menjadi rektor, dia menjabat direktur pengembangan bisinis di kampus ini.

"Kebetulan saja, sebenarnya jadi kado ulang tahun. Memang pas, SK (surat keputusan) itu didapat pada akhir September. Awalnya, ada tiga orang calon rektor, kemudian saya dipercaya jadi rektor," kata Risa, Kamis 7 November 2019.

Pevoli Cantik Yolla Yuliana Ungkap Makna Tato di Tubuhnya, Ada Gambar Bunga Sakura

Risa memiliki gelar sarjana ekonomi yang diperoleh dari California University dan gelar Master pendidikan dari Harvard Graduate School of Education. Dia mengaku bersedia menjadi rektor, karena visi dari ITB Asia Malang menjadikan mahasiswa lulus dengan keahlian dunia bisnis ekonomi digital. 

"Memang tanggung jawabnya besar, tetapi memang visinya yayasan bagus, jadi kita harus cepat masuk ke dunia digital bisnis. Salah satu programnya, tugas akhir tidak hanya soal skripsi, tetapi bisa berupa proyek intensif. Tujuannya, mahasiswa harus memiliki inovasi sebelum lulus dari kampus," ujar Risa.

Kasus Penganiayaan Sesama Mahasiswi di Karawaci, Korban Minta Tersangka Dihukum Berat

Rektor ITB Asia Malang Risa Santoso.

Wanita asal Surabaya itu, juga pernah menjadi inisiator Asia Entrepreneurship Training Program (AETP), sebuah akselerasi kerja sama pemerintah Indonesia dengan Swiss, dalam pengembangan startup. Di Indonesia hanya ada dua kampus yang mendapat kesempatan ini. Satu kampus di Jakarta dan satu kampus lagi adalah ITB Asia Malang.

"Di Indonesia ada dua, di Jakarta dan satu di Asia Malang. AETP di mulai bulan April sampai bulan Oktober, semacam pelatihan bagi startup di Indonesia. Di Asia, peserta banyak dari luar daerah Malang, bahkan sampai Yogyakarta. Mereka yang terpilih nantinya akan mengikuti program kerja sama ke luar negeri, ke Swiss selama satu bulan," tutur Risa.

Risa sebenarnya memiliki cita-cita mendirikan sebuah perusahaan yang fokus pada dunia bisnis digital. Untuk sementara, cita-cita itu ditunda dulu, sebab dia kini menjabat sebagai seorang rektor. Risa sendiri, pernah bekerja sebagai tenaga ahli muda di Kantor Staf Kepresidenan era Luhut Binsar Panjaitan.

Dia bekerja di Kantor Staf Kepresidenan bidang ekonomi mulai 2015 hingga 2017. Saat itu, Luhut berpesan kepada sarjana luar negeri untuk pulang kampung membangun Indonesia. 

Dia akhirnya memutuskan pulang, melamar pekerjaan itu dan bekerja selama dua tahun. Setelah itu, dia ke Malang dan menjadi direktur pengembangan bisinis di ITB Asia Malang.

"Kalau di Kantor Staf Kepresidenan, tentu lebih ke politik ya. Akhirnya, saya berhenti dan bekerja di kampus, dan sekarang jadi rektor. Support keluarga bagus, mendukung, teman-teman semua mendukung. Dosen dan mahasiswa banyak yang mendukung dan antusias. Bahkan, saat masih calon sudah banyak terima dukungan dari mahasiswa," ujar Risa.

Risa mengungkapkan, menjadi rektor adalah sebuah tantangan. Apalagi di usianya yang masih belia dan berstatus lajang. Namun, dia tidak tahu jabatan baru ini membuatnya lupa untuk menyusun rencana masa depan ke jenjang pernikahan. Cara yang harus dilakukan adalah membagi waktu antara pekerjaan dan kebutuhan pribadi.

"Sebenarnya, lebih kepikiran bagaimana jadi rektor, itu seperti apa. Saya akan berusaha sebaik mungkin, apalagi punya pengalaman mengajar sekolah di Amerika Serikat, saat masih kuliah S1 di sana," kata Risa. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya