Waduk Sutami Kekeringan, Pembangkit Listrik hingga Irigasi Krisis Air
- ANTARA FOTO/Syaiful Arif
VIVA – Waduk Sutami di Malang, Jawa Timur, mengalami penurunan air akibat kekeringan ekstrem. Saat ini, kondisi elevasi atau tinggi muka air di Waduk Sutami tipis di atas pola. Bahkan, air berpotensi di bawah pola sebab hujan belum optimal di wilayah Malang Raya.
Kepala Departemen Humas dan Informasi Publik Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) I, Didit Priambodo mengatakan, dampak dari kekeringan ekstrem membuat pasokan air baku untuk kebutuhan listrik, industri dan irigasi menurun. Saat ini, agar kebutuhan air baku terpenuhi PJT I melakukan penyesuaian rencana alokasi air di wilayah DAS Brantas.
"Air yang masuk ke waduk belum optimal. Untuk menyuplai kebutuhan air baku, listrik dan industri masih terpenuhi dengan melakukan pengaturan alokasi air irigasi secara proporsional," kata Didit, Senin, 18 November 2019.
Didit mengungkapkan, kini PJT I berharap hujan buatan yang dilakukan bersama Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT), dapat memenuhi kebutuhan air di waduk. Hujan buatan difokuskan pada DAS Brantas di wilayah Malang Raya.
"Curah hujan yang turun masih rendah atau berada di bawah normal. Hal ini terlihat dari kondisi hidrometri Waduk Sutami sampai dengan bulan Oktober, inflow dan outflow Bendungan masih berada di bawah rata-rata historisnya," ujar Didit.
PJT I menyebut, Sungai Brantas merupakan salah satu sungai strategis nasional. Penggunaan air di Sungai Brantas untuk penyediaan air permukaan untuk kebutuhan pokok sehari-hari, irigasi bagi pertanian rakyat seluas 101.180 hektare, dan pembangkitan energi listrik setara 1 miliar kWh per tahun.
"Waduk Sutami itu waduk terbesar di Sungai Brantas. Saat ini mengalami kekurangan ketersediaan air. Meskipun dalam beberapa hari sebelumnya di area Malang Raya telah mengalami kejadian hujan, namun belum berdampak langsung kepada Waduk Sutami," tutur Manajer Utama Keuangan, Perencanaan dan Manajemen Kinerja PJT 1 Fahmi Hidayat.
Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun
PT PLN Nusantara Power mencatatkan kenaikan aset setelah proses transformasi dan rebranding dari PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menjadi subholding PT PLN (Persero).
