Lagi, Sukmawati Dilaporkan ke Polisi soal Soekarno dan Nabi Muhammad

Sukmawati Soekarnoputri
Sumber :
  • ANTARA Foto/Meli Pratiwi

VIVA – Putri mantan Presiden Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri kembali dilaporkan atas pernyataannya yang membandingkan sang ayah Soekarno dengan Nabi Muhammad SAW.

Pelapor Pendeta Gilbert soal Penistaan Agama Diperiksa Polisi, Ngaku Ngasih Ini ke Penyidik

Pelapor atas nama Abdul Majid dari FPI Jakarta melalui kuasa hukumnya, Azis Yanuar. Dalam laporan ini, Sukmawati kembali disangkakan atas dugaan penistaan agama. Laporan ini dilakukan di Bareskrim Polri. Laporan itu bernomor LP/B/0966/XI/2019/BARESKRIM tanggal 20 November 2019.

"Tadi diterima dengan baik oleh Bareskrim. Laporannya penistaan agama sebagaimana diatur dalam pasal 156a terkait penistaan agama yang dilakukan oleh Sukmawati," kata Azis di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 20 November 2019.

Istri Fredy Pratama Bakal Dimiskinkan Kepolisian Thailand

Ia menegaskan, pernyataan Sukmawati dengan membandingkan Soekarno dan Nabi Muhammad SAW jelas merupakan penistaan agama. Ia pun mempertanyakan pernyataan Sukmawati yang tak ada hubungannya dengan tema acara saat Sukmawati hadir. "Apa kaitannya Nabi yang mulia dengan Soekarno dan apa kaitannya Alquran dibandingkan dengan menangkal radikalisme," ujarnya.

Adapun barang bukti yang disampaikan dalam laporan ini, yakni rekaman pernyataan Sukmawati dalam acara tersebut.

Bareskrim Bongkar Lab Rahasia Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Sebelumnya, Putri mantan Presiden Soekarno (Bung Karno), Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri alias Sukmawati menjelaskan maksud pernyataannya, terkait Bung Karno lebih berjasa di awal abad ke-20 untuk kemerdekaan Republik Indonesia.

Sukmawati mengaku saat itu bertanya pada awal abad ke-20, yang berjuang memerdekakan Indonesia itu Yang Mulia Nabi Muhammad SAW atau Insinyur Soekarno? Pertanyaan tersebut dia lontarkan kepada mahasiswa dan generasi muda saat acara Focus Group Discussion (FGD) Divisi Humas Polri bertajuk ‘Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme’ di Jakarta Selatan pada Senin, 11 November 2019 lalu.

Tujuannya bertanya soal itu, menurut Sukmawati, adalah ingin mengetahui apakah generasi muda paham dengan sejarah Indonesia atau tidak.

"Iya bertanya, saya ingin tahu jawabannya seperti apa, fakta sejarahnya, pada ngertienggak sejarah Indonesia? Terus dijawab mahasiswa itu Insinyur Soekarno,” ujarnya, saat dihubungi VIVA, Jumat, 15 November 2019.

Sukmawati menegaskan tidak ada maksud untuk melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW atau membandingkannya dengan Bapak Proklamator negeri ini. Karena pertanyaan itu konteksnya terkait kemerdekaan Republik Indonesia di awal abad ke-20. Sementara para Nabi sudah meninggal dunia pada awal abad 20.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya