Wapres Sebut Penyebaran Radikalisme Banyak Manfaatkan Simbol Islam

Wakil Presiden Ma'ruf Amin Silaturahmi Kerja Nasional dan Milad ke-29 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia di kampus Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Jumat, 6 Desember 2019.
Sumber :
  • VIVAnews/Andri Mardiansyah

VIVA – Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebutkan bahwa penyebaran paham radikal banyak memanfaatkan atribut dan simbol-simbol Islam. Menangkal radikalisme adalah tugas penting sekaligus tantangan besar.

72 Narapidana Terorisme Ucapkan Ikrar Setia NKRI

“Penyebaran paham radikal banyak manfaatkan atribut simbol keislaman. Ini sumber utama teror. Sikap intoleran. Dorong agar supaya sikap toleransi itu meningkat,” kata Ma'ruf dalam pidatonya saat menghadiri pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional dan Milad ke-29 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia di kampus Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Jumat 6 Desember 2019.

Memberantas radikalisme, katanya, harus dari hulu sampai hilir. Juga memasukkan narasi tentang kerukunan, cinta sesama, nasionalisme, patriotisme. Umat Islam punya tanggung jawab memerangi radikalisme.

Gibran Diberi Wejangan Ma'ruf Amin: Presiden dan Wakil Presiden Harus Kompak

“Saya memandang, ICMI punya peranan berantas radikalisme. Sampaikan pesan-pesan menyatukan umat dan toleransi umat,” ujarnya.

Umat Islam sebagai mayoritas umat beragama di Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab paling besar dalam memerangi radikalisme. Keberhasilan memerangi radikalisme akan sangat ditentukan oleh keberhasilan umat Islam dalam memerangi cara berpikir radikal.

Gibran Sowan ke Rumah Dinas Wapres Ma'ruf Amin, Langsung Cium Tangan

Ma’ruf Amin memandang ICMI memiliki peran yang sangat besar dalam upaya memerangi radikalisme. “Saya mengharapkan agar ICMI dapat bersama-sama dengan pemerintah; dapat terus menyampaikan pesan-pesan positif dalam berbagai kesempatan,”tutupnya.

Dewan Penasihat

Ma’ruf Amin dalam kesempatan itu didaulat menjadi Ketua Dewan Penasihat ICMI, sebagaimana Jusuf Kalla dahulu. Dia sempat bergurau bahwa wakil presiden tetap Jusuf Kalla, sementara dia hanya penggantinya. Dia juga mengaku sering diminta menjadi dewan penasihat berbagai organisasi atau lembaga.

"Rupanya, memang spesialis saya itu ketua dewan penasihat. Sebenarnya yang wakil presiden itu Pak JK, saya ini hanya penggantinya," kata Ma’ruf, yang disambut gelak tawa hadirin dan peserta Silaknas.

Kelakar Ma’ruf Amin itu dilontarkan menyusul tawaran Ketua Umum ICMI, Jimly Asshidiqie, yang memintanya menjabat Ketua Dewan Penasehat ICMI.

Di hadapan para hadirin dan peserta Silaknas, Jimly Asshidiqie menjelaskan bahwa dia melakukan pertemuan khusus dengan Ma'ruf Amin. Dalam pertemuan itu, Jimly meminta kesediaan Ma'ruf menjadi Ketua Dewan Penasehat ICMI. “Alhamdulillah beliau menerima. Kita harus lebih sering dekat dengan beliau,” ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya