Penampakan Arca Ganesha yang Ditemukan Petani di Dieng

Arca Ganesha di Dieng
Sumber :
  • VIVAnews/Dwi Royanto

VIVA – Serpihan sejarah mengenai peradaban Kerajaan Mataram Kuno di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, sedikit demi sedikit terkumpul. Pada Jumat, 27 Desember 2019 lalu, seorang petani kentang bernama Widi menemukan sebuah Arca Ganesha yang terbilang sangat langka.

Arca Ganesha itu ditemukan di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo. Saat ditemukan, kondisi arca dengan ukuran tinggi 1,4 meter dan lebar 1,2 meter tersebut, tidak lagi utuh. Bagian kepala dan lengan sudah patah dan belum ditemukan.

"Kami mendapatkan laporan temuan arca dari Widi. Menurut keterangannya, saat itu dia hendak mengolah lahan miliknya untuk ditanami kentang. Namun aktivitasnya terhenti saat ujung cangkul miliknya menghantam benda keras di tanah dan ternyata adalah sebuah arca," ungkap Kepala UPT Pengelolaan Wisata Dieng, Aryadi Darwanto, saat dikonfirmasi VIVAnews, 8 Januari 2020.

Pada saat itu juga Aryadi langsung menindaklanjuti temuan tersebut ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Unit Dieng Jawa Tengah. Selang dua hari, pada Minggu, 29 Desember 2019, tim BPCB Unit Dieng Jawa Tengah datang ke lokasi untuk melakukan ekskavasi. 

Ekskavasi Arca Ganesha di Dieng

Ekskavasi Arca Ganesha di kawasan Dieng. (Foto: Dwi Royanto/VIVAnews)

Dari hasil ekskavasi, di samping Arca Ganesha ada beberapa bebatuan yang merupakan bagian dari profil candi (ornamen candi). Seperti atap candi, tatal batu dan lantai candi.

Selain itu, arca berbentuk manusia setengah gajah tersebut memiliki motif berbeda dari Arca Ganesha yang lain. Sebab, pada bagian kaki dan tubuh Ganesha terdapat motif teratai sebagai simbol keberuntungan, keabadian dan kesejahteraan. Di lain tempat kebanyakan Arca Ganesha polos tanpa motif.

Usai Kebakaran Museum Nasional, Ratusan Benda Bersejarah Berhasil Dievakuasi

"Dalam mitologi Hindu, Arca Ganesha sendiri perwujudan dari Dewa Pelindung, Dewa Penolak Bencana, anak dari Dewa Siwa dan Parwati," ungkap Aryadi.

Bukan hanya motif sisi lain dari arca tersebut, Aryadi juga menemukan batu bata di lapisan bawah arca. Menurut Aryadi, temuan ini menjadi bukti bahwa pemanfaatan batu bata sudah dijalankan sebelum era Kerajaan Majapahit. 

Museum Nasional Indonesia: Proses Evakuasi Koleksi Berjalan Baik, Pemulihan Jadi Prioritas Utama

"Mengingat kawasan Dieng terdapat beberapa candi Hindu kuno atau Mataram kuno, jadi bisa dikatakan temuan batu bata ini menunjukkan sudah digunakan sebelum Majapahit," ujar pria lulusan jurusan Arkeologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut.

Sementara itu, menurut Kepala Unit Candi Dieng BPCB Jawa Tengah, Eri Budiarto, temuan Arca Ganesha tersebut merupakan hal yang sangat langka di daerah dataran tinggi Dieng dan termasuk ukuran yang besar. Sebab ia belum pernah menemukan arca sebesar itu.

817 Koleksi di Museum Nasional Terdampak Kebakaran, Apa Saja?

"Belum pernah ada, biasanya patung Ganesha yang ditemukan di daerah Dieng ukurannya kira-kira 80 - 90 sentimeter," ungkapnya.

Eri berpendapat, berdasarkan beberapa literasi catatan pemerintah Hindia Belanda menunjukkan ada banyak peninggalan situs di sekitar kawasan Dieng Wetan. Akan tetapi selama ini yang ditemukan hanya berupa struktur-strukturnya saja.

"Seperti pada bulan September 2019, kami juga menemukan batu pondasi candi di daerah Terminal Dieng, Kecamatan Kejajar. Bebatuan tersebut memiliki beragam ukuran antara lain 15x50 cm dengan ketebalan sekitar 30 cm," tuturnya.

Terkait masa usia, Arca Ganesha dilihat bentuk motif dan masa batuan candi, dugaan awal Arca Ganesha ini usianya hampir mirip dengan candi yang lain di Dieng, sekitar abad 7 sampai 9 Masehi. Adapun candi Hindu di kawasan Dieng, antara lain candi kelompok Arjuna, candi kelompok Gatotkaca dan candi kelompok Dwarawati. 

"Kami masih akan melakukan kajian lagi, memadukan literasi-literasi lain, mencari data lagi," kata Eri.

Arca Ganesha sudah diangkat dari tempat aslinya pada Selasa kemarin, 7 Januari 2020. Untuk sementara arca tersebut disimpan di kantor Unit Dieng BPCB Jawa Tengah sebelum dibawa ke Museum Kaliasa Dieng.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya