Sosiolog: Jualan Kerajaan Laku Buat Masyarakat Berpendidikan Rendah
- Twitter @aritsantoso
VIVA – Sosiolog serta Direktur Program dan Riset The Habibie Centre, Hasan Ansori, mengatakan secara sosiologis hal seperti itu seringkali bergandengan antara aspek-aspek persoalan sosial ekonomi yang bertemu dengan memori sejarah.
"Jadi kondisi riil yang men-drive orang munculnya keraton seperti itu adalah persoalan paling mendasar persoalan sosial ekonomi. yaitu kemiskinan, lack of education, kualitas pendidikan yang berkurang, kemudian aspek berbagai fasilitas sosial ekonomi yang berkurang," ujarnya.
Sebagai sosiolog, Hasan Anshori melihat berdirinya kerajaan dengan ratusan pengikut itu tak bisa dihilangkan dari kondisi sosial ekonomi masyarakat, Hal semacam itu laku dijual di tempat-tempat dengan kondisi masyarakat yang termarjinalisasi, terbelakang, terisolir diikuti dengan pendidikan yang rendah.
Ia merujuk para pengikut kerajaan yang kebanyakan berasal dari kelompok menengah ke bawah.
"Dalam kondisi masyarakat yang seperti itu, orang-orang seperti itu Toto yang masuk dengan menciptakan dan menawarkan janji-janji penyelamatan atau salvation, maka dia seakan-akan datang ingin melihatkan sebagai seorang penyelamat," ujar Hasan.
Lebih lanjut soal kerajaan-kerajaan baru bisa Anda ikuti melalui Sorot edisi pekan ini.