Awal Tahun 2020, Ratusan Bencana Terjang Jawa Tengah

Tim SAR gabungan mencari korban tersapu banjir di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis, 9 Januari 2020.
Sumber :
  • VIVAnews/Dwi Royanto

VIVAnews - Sepanjang awal tahun 2020 telah terjadi ratusan bencana di Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) setempat, kerugian ditaksir mencapai Rp18 miliar.

Atap RS Bunda Margonda Jebol Dihantam Hujan Badai, Begini Kondisinya

Kepala BPDB Jateng Sudaryanto mengatakan ratusan bencana memang terjadi di awal tahun ini. Setidaknya terdapat empat macam bencana yang terjadi di Jateng yaitu banjir, longsor, kebakaran, dan angin puting beliung.

"Empat kejadian tersebut terjadi hampir merata di seluruh daerah yang ada di Jateng. Itulah yang menyebabkan banyak kerugian yang dialami oleh negara. Pada bulan ini mencapai 18 miliaran," kata Sudaryanto, Sabtu 1 Februari 2020.

BMKG: Wilayah DKI Jakarta Bakal Diguyur Hujan Pada Jumat Siang

Bencana yang paling banyak merupakan bencana angin puting beliung yang terjadi sebanyak 99 kali kejadian di Jateng. Angin puting beliung paling banyak terjadi di Kabupaten Jepara yaitu sebanyak 29 kali hanya dalam kurun waktu satu bulan.

"Ratusan warga juga terkena dampaknya," katanya.

BMKG Terbitkan Peringatan Dini Cuaca Buruk di Bali, Masyarakat Diminta Waspada

Menurutnya, Jepara menjadi daerah paling banyak terjadinya angin puting beliung dikarenakan beberapa hal, di antaranya karena perputaran angin laut yang ada di daerah di pesisir Jepara.

"Jepara kan banyak kawasan pesisir ya, jadi salah satu penyebabnya itu. Perputaran angin laut terjadi di Jepara itu memang sangat sering awal bulan ini," katanya.

Sedangkan untuk banjir pada awal bulan tahun 2020 terjadi di Pati sebanyak 13 kali. Kebanyakan banjir terjadi karena disebabkan jebolnya sungai yang ada di Kabupaten Pati. Setelah Pati adalah Batang sebanyak 8 kali, Tegal 9 kali.

"Daerah-daerah lain juga ada namun tidak terlalu banyak seperti yang terjadi di Pati, Batang dan Tegal," katanya.

Ia menyebutkan, pada kasus kebakaran di Jateng jumlahnya relatif lebih sedikit. Di Jateng hanya terjadi kejadian kebakaran sebanyak 16 kali.

"Rata-rata kebakaran terjadi disebabkan korsleting listrik dan kompor gas yang meledak. Untuk kasus korsleting listrik kebanyakan terjadi karena banyak warga yang menaikkan tegangan listrik namun kabelnya tidak diganti sesuai dengan tegangan yang baru. Akhirnya kabel tidak bisa menahan dan meledak," katanya.

Terakhir adalah tanah longsor. Sudaryanto mengatakan sebanyak 75 kali longsor terjadi di Jateng. Paling banyak longsor terjadi di Kota Semarang sebanyak 21 kejadian, Brebes 17 kejadian, Banyumas 17 kejadian, Temanggung 17 kejadian, Batang 13 kejadian, Jepara 13 kejadian.

"Walaupun ratusan kejadian di Jateng di awal tahun ini, BPDB selalu siap. Kita akan mengutamakan keselamatan warga Jateng. Ia meminta masyarakat untuk gotong royong dan membentuk Desa Tanggu Bencana (Destana) di daerah-daerah yang rawan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya