Kepala SMP 1 Turi Tak Tahu Ada Kegiatan Pramuka Susur Sungai

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Turi, Tutik Nurdiana (berkerudung hitam), dalam konferensi pers bersama polisi di sekolahnya, Sabtu, 22 Februari 2020.
Sumber :
  • VIVAnews/Cahyo Edi

VIVA – Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Turi, Tutik Nurdiana, mengaku tidak mengetahui ada aktivitas susur sungai dalam kegiatan Pramuka, yang kemudian menjadi tragedi dan delapan siswa tewas akibat terhanyut. Dia mengaku baru 1,5 bulan menjabat kepala sekolah di SMP Negeri 1 Turi.

Jika Pramuka Dihapus, Nilai Kenegarawanan Generasi Muda Bisa Terkikis

"Saya di sini kepsek baru. Baru 1,5 bulan [menjabat]. Program [susur sungai] itu melanjutkan program yang lama. Jujur, saya tidak mengetahui program susur sungai itu," katanya dalam konferensi pers bersama polisi di sekolahnya, Sabtu, 22 Februari 2020.

Saat kegiatan itu, katanya, ada tujuh orang pembina yang mendampingi, semuanya berstatus guru SMP Negeri 1 Turi. Kegiatan Pramuka di SMP Negeri 1 Turi berlangsung rutin setiap hari Jumat.

Presiden Jokowi Kukuhkan Budi Waseso Cs Jadi Pengurus dan LPK Kwarnas Pramuka 2023-2028

Tutik meminta maaf kepada keluarga korban yang meninggal dunia dan berharap siswanya yang masih hilang dapar segera ditemukan.

“Musibah ini yang tidak kami duga dari awal. Mohon dukungannya, mohon doanya, agar anak yang meninggal dunia husnulkhatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujarnya.

Viral Terekam Lumba-lumba Berenang di Sungai Keruh, Kok Bisa?

Enam guru diperiksa

Polisi memeriksa enam guru pembina Pramuka SMP Negeri 1 Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, atas tragedi kematian delapan siswa mereka akibat hanyut di sungai dalam satu kegiatan Pramuka.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daearah DI Yogyakarta Kombes Pol Yuliyanto dalam konferensi pers di kantornya, Sabtu, 22 Februari 2020.

Namun, Kepolisian Daearah DI Yogyakarta menolak menjelaskan detail pemeriksaan itu karena sementara ini masih dalam proses penyelidikan. Polisi pun berhati-hati mengusut kasus itu. Lagi pula semua orang yang dianggap bertanggung jawab keberadaannya jelas.

"Tidak buru-buru, karena mereka yang diperiksa jelas statusnya, yakni guru di sekolah itu, dan keberadaannya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daearah DI Yogyakarta Kombes Pol Yuliyanto dalam konferensi pers itu.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, bisa saja nantinya polisi menetapkan tersangka dalam insiden maut itu. "Semuanya memungkinkan jadi tersangkanya. Ini masih pemeriksaan, jadi bukan hanya dari pembina, muridnya juga akan diperiksa. Tapi sementara nanti dulu, karena para siswa masih trauma," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya