Jokowi: Gerakan Radikalisme Picu Perang dan Konflik

Presiden Jokowi di acara pengukuhan guru besar kepada KH Asep saifuddin Chalim.
Sumber :
  • VIVAnews/ Nur Faishal.

VIVAnews - Presiden Jokowi menghadiri pengukuhan Kiai Haji Asep Saifuddin Chalim sebagai Guru Besar bidang Sosiologi di Universitas Islam Negeri Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 29 Februari 2020. Jokowi memuji kiprah Kiai Asep yang mendorong tumbuhnya pendidikan modern di lingkungan Nahdlatul Ulama dan pesantren, juga semangatnya mencetak santri berkarakter penjaga pilar bangsa.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Kiai Asep adalah Ketua Umum Persatuan Guru NU sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto. Dalam pengukuhan, ia menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul 'Model Pendidikan dalam Mengatasi Problematika Masyarakat dan Akan Datang'. Ia menyebut pendidikan memiliki dua tujuan penting yaitu menghasilkan pengetahuan dan membentuk manusia berkompeten.

Jokowi mengaku lama mengikuti kiprah Kiai Asep dalam dunia pendidikan dan pesantren. Ia juga mengaku pernah berkunjung ke pesantren yang diasuh Kiai Asep di Mojokerto.

Gus Yahya Berkelakar soal Jabatan Menteri di Kabinet Selanjutnya: Jangan-jangan NU Semua

"Pendidikan modern yang telah diterapkan KH Asep di Pondok Pesantren Ammanatul Ummah sangat relevan untuk kita aplikasikan, yaitu pengembangan pendidikan yang mengusung nilai-nilai dan karakter bangsa," katanya.

Menurut Jokowi, pendidikan modern dengan model yang dikembangkan Kiai Asep perlu ditumbuhkan di Indoensia untuk mencegah tumbuhnya gerakan radikalisme yang kerap memicu konflik. Ia tak ingin Indonesia mengalami nasib seperti di beberapa negara lain yang didera konflik karena radikalisme.

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

"Sekarang ini kita dengan mudah melihat tumbuhnya gerakan radikalisme yang memicu peperangan dan konflik di beberapa negara," ujarnya.

Kata Jokowi, nilai-nilai dan karakter bangsa yang dikembangkan melalui pendidikan modern dapat menjadi kekuatan dalam menjaga dasar negara Pancasila, serta memperkuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Itu menjadi kekuatan kita dalam menjaga Pancasila dan kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam merawat persatuan," katanya.

Selain Jokowi, hadir pula dalam kesempatan itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi, dan tentu saja Rektor UINSA Masdar Hilmy. Pada kesempatan itu, Kiai Asep menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul 'Model Pendidikan dalam Mengatasi Problematika Masyarakat Masa Kini dan Akan Datang'.

Menurut Kiai Asep, setidaknya ada dua tujuan dari pendidikan. Pertama,  menghasilkan pengetahuan dan menciptakan manusia berkompeten. Kedua, menghasilkan pengetahuan yang bisa menciptakan manusia yang mampu mengatasi masalah.

"Saya berterima kasih kepada UINSA yang telah memberikan gelar guru besar ini," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya