Pasien Pertama dan Kedua Positif Corona Depresi Identitas Terbongkar

Juru Bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Pasien kasus pertama dan kedua yang positif COVID-19 atau Corona virus, hasil cek laboratorium masih tetap positif. Meskipun, hampir tidak ada keluhan lagi yang mereka alami semenjak diisolasi di RSPI Sulianti Suroso pada 1 Maret 2020 lalu.

Update COVID Nasional 14 Agustus 2021: Sembuh 31.880 dalam 24 Jam

Juru bicara khusus COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, salah satu menjadi faktor mereka positif adalah psikis. Dimana saar ini, pasien kasus pertama dan kedua, identitasnya sudah diketahui oleh publik.

"Mereka depresif akibat pernah mengalami hukuman sosial yang besar akibat identitasnya terbongkar. Mereka agak tertekan dengan itu," kata Achmad Yurianto, di Kantor Presiden dalam keterangan persnya, Senin 9 Maret 2020.

Update COVID-19 RI 10 Agustus 2021: Total Sembuh 3.171.147 Orang

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Yuri itu mengatakan, faktor kondisi psikis inilah yang menjadi salah satu faktor kenapa keduanya masih positif corona. Untuk itu, psikiater juga sudah diterjunkan, agar pasien kasus pertama dan kedua, bisa keluar dari depresif ini.

"Faktor psikologis akan berpengaruh pada status imunitas seseorang," kata Yuri.

Update COVID-19 Jakarta 14 Juli 2021: Sehari Tambah 9.535 Positif

Yuri menjelaskan bahwa isolasi yang dilakukan selama ini bukan isolasi sosial. Tetapi isolasi pada fisik agar tidak terjadi penularan. Sehingga aktivitas sosial pasien kasus pertama dan kedua, tidak dilarang. Baik itu dengan smartphone mereka atau juga dengan media sosial dan media umum.

Kondisi ini juga yang membuat pasien kasus ketiga dan keempat, juga sedikit khawatir. Yuri mengatakan, mereka juga meminta agar pemerintah benar-benar merahasiakan identitasnya, sehingga tidak terbuka di publik seperti pasien kasus pertama dan kedua.

Permintaan itu muncul, kata Yuri, karena pasien kasus pertama dan pasien kasus ketiga serta keempat, masih berkomunikasi. Lantaran isolasi yang dilakukan juga bukan aktivitas sosial tetapi hanya fisik.

"Kita harus berkali-kali mengatakan (kepada pasien kasus ketiga dan keempat) kami memberikan garansi tidak akan mengumumkan namanya. Karena mereka takut seperti yang terjadi di pertama dan kedua," katanya.

Namun untuk kondisi fisiknya, Yuri mengatakan mereka jauh lebih baik dari hari sebelumnya. Sementara pasien kasus kelima, yang masih dalam kluster Jakarta atau pasien kasus pertama, juga sangat baik walau muncul kebosanan dalam dirinya.

"Pasien lima bagus. Tak ada keluhan apapun meskipun karena biasa aktif bergerak  sekarang di kamar, bosan juga," katanya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya