Nyepi, Bandara Ngurah Rai Hentikan 386 Penerbangan Selama 24 Jam

VIVA – Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali akan menghentikan operasional dan tak akan melayani penerbangan pada Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Rabu, 25 Maret 2020. Penghentian operasional bandar udara akan dilaksanakan selama 24 jam.

Bule Jerman Serang Penjaga Vila di Bali Usai Ditagih Nunggak Sewa 4 Bulan

Penghitungan 24 jam ini terhitung mulai dari Rabu, 25 Maret 2020 pukul 06.00 WITA, dan akan beroperasi secara normal kembali pada Kamis, 26 Maret 2020 pukul 06.00 WITA. 

Selama penghentian operasional, Bandara I Gusti Ngurah Rai tak melayani penerbangan baik rute domestik maupun internasional.

Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika

“Baik penerbangan rute domestik dan internasional akan sementara dihentikan untuk menghormati umat Hindu di Bali agar dapat melaksanakan ibadah secara khusyuk pada Hari Nyepi,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado, dalam keterangannya, Seasa 24 Maret 2020.

Dia mengatakan pemberlakukan aturan ini sudah disesuaikan dengan seluruh maskapai. Tak akan ada maskapai yang menjual tiket penerbangan dari dan menuju Bali. “Seluruh maskapai yang beroperasi dengan penerbangan berjadwal telah melakukan penyesuaian,” jelas Herry.

Soal Cincin di Jari Manis dan Dilamar di Bali, Ini Kata Syifa Hadju

Selama 24 jam pemberhentian operasional, terdapat sedikitnya 386 jadwal penerbangan yang tidak beroperasi. Dari data tersebut, 272 penerbangan merupakan rute domestik, sedangkan 114 penerbangan adalah rute internasional.

Maskapai pelat merah Garuda Indonesia menjadi maskapai dengan jumlah penerbangan terbanyak yang tidak beroperasi. Jumlah ini dengan total penerbangan sebanyak 78 penerbangan. Berikutnya ada Lion Air dan Indonesia AirAsia menyusul dengan masing-masing 57 serta 52 penerbangan.

Upacara Melasti menyambut Hari Raya Nyepi.

Untuk rute domestik, penerbangan dari dan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) di Jakarta menjadi rute dengan jumlah penerbangan tidak beroperasi terbanyak, yaitu dengan jumlah 107 penerbangan.

Selanjutnya, disusul rute dari/ke Bandar Udara Internasional Juanda (SUB) di Surabaya dan Bandar Udara Internasional Lombok Praya (LOP), masing-masing dengan 32 dan 22 penerbangan. 

Sementara itu, untuk rute internasional, tiga besar jalur dengan jumlah penerbangan yang tidak beroperasi. Tiga rute itu adalah dari/ke Bandar Udara Internasional Changi (SIN) di Singapura dengan 34 penerbangan. Pun, Bandar Udara Internasional Perth (PER) dan Bandar Udara Internasional Melbourne (MEL) di Australia, dengan masing-masing 12 dan 10 penerbangan.

“Sebelumnya, kami telah berkoordinasi dengan Airnav terkait pengaturan jadwal penerbangan. Notice to Airmen atau NOTAM dengan Nomor A4678/19 NOTAM yang berisi pemberitahuan kepada seluruh maskapai penerbangan dan bandar udara di dunia,” lanjut Herry.

Selain itu, merujuk NOTAM Nomor A4678/19 NOTAM yang dikeluarkan pada 20 Desember 2019 tersebut, penghentian operasional bandar udara selama Hari Raya Nyepi tersebut juga berlandaskan pada Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU/2696/DAU/223168/1796/99 tanggal 1 September 1999 tentang pengoperasian Bandara Ngurah Rai Bali pada Hari Raya Nyepi.

“Meskipun demikian, kami bersama stakeholder lain tetap menempatkan personel yang bersiaga untuk melayani penerbangan yang bersifat darurat, seperti pendaratan darurat atau emergency landing dan evakuasi medis,” lanjutnya.

Lagipula, saat ini, seluruh dunia termasuk Indonesia sedang dilanda wabah corona Covid-19. Imbas virus tersebut juga melanda dunia penerbangan.

"Melalui momentum Hari Raya Nyepi ini, kami mengajak seluruh elemen masyarakat Bali khususnya Indonesia umumnya untuk sedikit menundukkan kepala dan meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya kita diberikan kekuatan untuk dapat melalui ujian ini," sebutnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya