VIVA – Pemerintah, baik pusat maupun daerah, tengah menerapkan kebijakan social distancing untuk mencegah penularan wabah virus corona covid-19, yang jumlah kasusnya terus meningkat sejak 2 Maret 2020. Dengan social distancing itu, warga diminta tetap di rumah, bekerja dan belajar dari tempat tinggal masing-masing.
Namun praktik social distancing ini menimbulkan dilema. Social distancing ini, di satu sisi, efektif bagi pekerja dengan gaji tetap. Namun, kebijakan ini sangat sulit diterapkan bagi warga yang harus bekerja setiap hari untuk menyambung hidup.
Tak pelak social distancing ini menimbulkan pukulan bagi warga yang tidak memiliki penghasilan tetap. Kepada stasiun televisi tvOne di acara Kabar Siang 24 Maret 2020, seorang driver ojek online mengeluh pendapatan dia dan rekan-rekannya turun drastis setelah warga diminta bekerja dari rumah alias working from home. Begitu pula pedagang makanan atau warung yang mengaku omset mereka merosot tajam sejak tak dikunjungi para pekerja kantoran.
Presiden Jokowi pun menyadari bahwa lesunya ekonomi mulai dirasakan masyarakat di tengah serangan virus corona. Maka dia menjanjikan para pekerja sektor informal, seperti tukang ojek, sopir taksi dan nelayan diberikan keringanan membayar cicilan angsuran dan bunga selama setahun. Begitu juga keringanan kredit bagi pengusaha kecil.
Permasalahan itu lah yang menjadi bahasan program talkshow populer Indonesia Lawyers Club pekan ini. Dipandu Pemimpin Redaksi tvOne, Karni Ilyas, para tokoh kesehatan, pihak berwenang, ekonom, politisi, hingga tokoh masyarakat akan urun pendapat mengenai dampak sosial dan ekonomi bagi rakyat di tengah upaya pemerintah memerangi wabah virus corona.
Apakah negara mampu menanggung kebutuhan hidup rakyat selama social distancing, apalagi bila harus lockdown? Sedangkan, tanpa social distancing dikhawatirkan akan sulit memutus menyebaran virus corona di Indonesia.
Saksikan Live ILC malam ini "Corona: Simalakama Bangsa Kita" Selasa 24 Maret 2020 pukul 20.00 WIB di tvOne
