Cerita Desa di Purbalingga Lockdown dan Beri Insentif Rp50 Ribu

VIVA – Salah satu warga di Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah dinyatakan positif Corona atau covid-19. Atas dasar tersebut pihak pemerintah desa setempat mengambil langkah menutup akses ke salah satu dusun di wilayahnya alias local lockdown.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Kepala Desa Gunungwuled, Nashirudin Latif mengatakan, saat ini di desanya ada satu dusun yang ditutup akses jalan keluar masuk menggunakan portal. Selain itu, di jalur tersebut dijaga ketat oleh warga setempat untuk menyekat masyarakat dari luar yang hendak masuk.

"Dusun itu ada berada di ujung jadi tidak mengganggu akses kemana-mana. Serta warga kami minta untuk melakukan pengetatan di jalur dusun itu. Masyarakat dari luar sebelum masuk kami arahkan ke Puskesmas dan dilakukan penyemprotan baik orang maupun mobil," ujar Latif saat dikonfirmasi VIVAnews, Minggu, 29 Maret 2020.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Latif mengatakan, kebijakan local lockdown tersebut diambil setelah warganya terpapar Corona. Awal kejadiannya ialah ketika warganya merantau di Jakarta, pulang kampung ke salah satu dusun di desanya. Namun, ia pulang dalam kondisi kurang sehat dan memiliki gejala mirip penderita Corona, yakni batuk dan demam. 

"Iya salah satu warga saya positif Corona setelah pulang dari Jakarta, dia berusia 15 tahun dan bekerja sebagai pelayan restoran. Saat pulang kondisinya sudah batuk dan demam," ujar Latif.

Mau Rasakan Hidup di Desa Menggembala Kambing Hingga Ambil Air Nira? Di Sini Tempatnya

Setelah warga tersebut merasa kondisinya memburuk, lantas memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat. Namun, setelah delapan jam dirawat, kondisinya tak kunjung membaik. Kemudian warga itu pun dirujuk ke RSUD Goeteng Taroenadibrata.

Selanjutnya, warganya itu dirawat selama lima hari. "Kondisinya setelah di rawat di RSUD semakin membaik dan demamnya menurun. Lantas dibawa pulang dan disuruh untuk isolasi diri. "Kemudian dari pihak rumah sakit, sampel darah warga saya di swab dan dikirim ke Jakarta," ujarnya.

Melihat kondisi warganya yang sudah membaik, banyak tetangganya yang menjenguk. Namun tidak ada yang tahu, setelah lima hari mengisolasi diri di rumah, hasil swab dari rumah sakit pun keluar, warganya itu dinyatakan positif.

Warga pun kaget, sebab mereka tidak menyangka setelah kondisi pasien itu dinyatakan membaik ternyata positif Corona. "Petugas kesehatan pun datang dan membawa warga saya itu ke rumah sakit. Berita ini pun menyebar dan membuat khawatir warga saya lainnya," katanya.

Setelah warga khawatir dan panik, Latif mengumpulkan semua perangkat desa dan pemuda. Langkah pertama yang dilakukan ialah tracking, sebab warganya yang dinyatakan positif tersebut sempat sudah bermain dengan para tetangga.

"Hasil dari tracking, ternyata sudah ada 90 orang dari 30 KK yang pernah berkontak langsung dengan pasien. Itu warga yang satu dusun. Kemudian ada 12 orang dari dusun sebelah, juga pernah berkontak langsung," ujarnya.

Tak hanya itu, lanjut Latif, bapak dari anak yang terpapar Corona juga sudah dibawa ke rumah sakit. Sebab bapaknya itu mengalami gejala sama dengan si anak dan mengalami batuk-batuk. Saat ini kondisinya sudah menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP). ?

Local Locdown 

Untuk mengantisipasi agar tak ada penyebaran lagi, Latif pun mengambil kebijakan local lockdown di dusun itu. Dalam arti, menurut Latif, warga hanya boleh keluar rumah ke sawah, kebun dan mencari rumput saja.

Sementara untuk 90 warga dari dusun tersbut karena pernah berkontak langsung, harus mengisolasikan diri dan tak boleh keluar rumah terlebih dahulu. 

"Untuk tak menimbulkan masalah kami berikan kompensasi prioritas terhadap 90 orang dari 30 KK, sejumlah Rp50 ribu per KK berupa sembako dan mie instan. Serta 12 warga dari 6 KK dari dusun sebelah, kami sudah siapkan kompensasinya," ujar Latif.

Terkait kebijakan tersebut, Latif sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Purbalingga, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kebijakan local lockdown tersebut dimulai pada tanggal 26 Maret hingga 9 April mendatang.

"Dana yang kami berikan ke 90 dan 12 warga kami ambil dari APBDes dan dana cadangan bencana ada 25 juta, insya Allah cukup. Karena ini sudah ada keputusan resmi dari Bupati untuk mengalokasikan dana ke penanganan Corona," ujarnya.

Saat ini, warga desa Gunungwuled yang positif Corona tersebut masuk ke RSUD Goeteng Purbalingga pada Kamis, 26 Maret 2020, pada pukul 22.00 WIB. Selanjutnya bapaknya masuk pada Sabtu, 28 Maret 2020 dengan status PDP.

"Saat ini kondisi desa cukup kondusif, hari ini juga kami lakukan penyemprotan disinfektan bersama damkar Purbalingga. Kami juga membangun posko penanganan Corona di desa kami, agar warga yang merasa sakit langsung bisa melapor," ujar Latif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya