Rupiah Perkasa ke Rp15.350 per Dolar AS, Gubernur BI Ungkap Sebabnya

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami penguatan cukup signifikan pada perdagangan pagi ini, Rabu, 29 April 2020. Rupiah mampu bergerak di kisaran Rp15.350 per dolar AS. 

Rupiah Mulai Perkasa Seiring Meredanya Konflik Israel-Iran

Di pasar spot, hingga saat ini, pergerakan rupiah diperdagangkan di level Rp15.365 per dolar AS. Mampu menguat hingga 0,38 persen dari level penutupan perdagangan kemarin, Selasa, 28 April 2020 di kisaran Rp15.423 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tengah rupiah hari ini dipatok di level Rp15.415. Menguat dari nilai tengah perdagangan kemarin yang dipatok di level Rp15.488.

Ekonom Proyeksikan BI Bakal Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan, penguatan tersebut dipengaruhi sentimen positif pelaku pasar keuangan terhadap tingginya penawaran lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang dilelang pemerintah, yakni mencapai Rp44,4 triliun.

"Itu menunjukkan minat investor dalam maupun luar negeri untuk beli SBN tinggi, dua kali dari target. Dan, juga ada sentimen positif antara lain siang kemarin penguatan pasar futures di AS dan Eropa," tegas dia saat telekonferensi, Rabu, 29 April 2020.

Rupiah Melemah, OJK Kasih Tips Emak-emak Kelola Keuangan

Dia menekankan, pergerakan harian rupiah memang disebabkan faktor teknikal atau perkembangan isu maupun berita terkini yang memengaruhi sentimen investor maupun pelaku pasar keuangan. Sehingga, juga terdapat faktor negatif yang mengikuti. 

Misalnya, menurut dia, tingginya kebutuhan valuta asing oleh sektor korporasi yang sangat tinggi di bulan-bulan akhir pada kuartal I, sehingga tekanan terhadap permintaan dolar meningkat. Di sisi lain juga terkait kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

"Pelaku pasar melihat akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ini kalau faktor teknikal memang tergantung berita tapi secara keseluruhan trennya untuk ke depan sampai akhir tahun insya Allah stabil dan menguat ke arah Rp15 ribu per dolar," tutur Perry.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya