PLTU Paiton Diserang Ubur-Ubur, PLN Bergegas Amankan Pasokan Listrik

PLTU Paiton diserang ubur-ubur
Sumber :
  • Dok. PLN

VIVA – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton 1 dan 2 yang dikelola oleh anak usaha PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang terletak di Kabupaten Probolinggo kembali diserang ribuan ubur-ubur, sejak Sabtu 25 April 2020. Serbuan ubur-ubur ini diperkirakan terjadi karena pergantian musim.

Waktu Pendaftaran Mahasiswa Baru Institut Teknologi PLN Tahun 2024/2025 Diperpanjang

Kejadian ini juga pernah terjadi pada tahun 2016 lalu. Namun berbeda dengan tahun 2016, kali ini PT PJB telah mempersiapkan langkah penanganan untuk menjaga keberlangsungan penyediaan listrik di pembangkit yang memiliki daya terpasang 800 megawatt (MW) tidak terganggu.

"Biasanya karena ada perubahan cuaca, kalau fenomena 2016 lalu, karena saat itu cuaca dingin tengah melanda perairan Australia. Sehingga, kondisi itu memicu biota laut ini bermigrasi ke Laut Jawa dan selat Madura," kata Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka, Rabu 29 April 2020.

PLN Sebut Tak Semua Tiang Listrik Bisa Dijadikan SPKLU Kendaraan Listrik, Ini Alasannya

General Manager PJB Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1 dan 2, Mustofa Abdillah mengatakan, ribuan ubur-ubur itu bergerak secara masif dari arah barat dan terlihat di sekitar bawah conveyor (alat pemindah) batubara pada pukul 03:30 WIB dinihari.

“Berkaca pada pengalaman tahun 2016 lalu, kali ini kami lebih siap dan Alhamdulillah metode-metode yang telah kami lakukan tersebut telah terbukti berhasil. Kondisi per hari Selasa ini pada pukul 10:00 WIB, ubur- ubur masih terlihat banyak di sekitar canal intake namun bisa kami kendalikan,” ujar Mustofa.

Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun

Pihak PLN memastikan menggunakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan untuk menjaga biota laut ini tidak masuk ke dalam mesin pembangkit dan tetap terjaga kelestariannya. Ubur-ubur pun dikendalikan dengan 3 lapis pengaman berupa jaring-jaring.

Jaring pertama di pasang di canal intake atau tempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Jaring-jaring ini adalah pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk ke dalam canal intake. 

Jaring pengaman kedua ditempatkan di wilayah pompa, hal ini dilakukan untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa. Ketiga, jaring dipasang di depan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.

Ubur-ubur serang PLTU Paiton

Selain pengamanan internal tersebut, PJB juga menggandeng nelayan di sekitar unit pembangkit untuk melakukan penanganan kunjungan ubur-ubur ini. Dengan menggunakan 7 perahu nelayan, ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur-ubur.

Sebanyak 15 personel yang dibantu oleh nelayan sekitar bersiaga selama 24 jam dengan sistem shift untuk menjaring ubur-ubur. 

“Personel ditempatkan di titik penempatan jaring untuk menghalau potensi masuknya ubur-ubur ke area unit pembangkit Paiton,” terang Mustofa. 

Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung Firstantara menegaskan, pihaknya tetap berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik, khususnya di Sistem Kelistrikan Jawa Bali. Dia mengakui situasi ini bukan hal yang mudah karena terjadi pada saat pandemi corona.

“Kejadian ini bukan hal yang mudah bagi kami, karena serangan ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi Covid 19 dan di tengah bulan Ramadan. Namun sebagai lini terdepan kelistrikan kami berkomitmen untuk mengatasi kejadian ini dengan sepenuh hati,” tutup Iwan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya