PSBB Transisi: Gereja Katolik di Jakarta Susun Protokol Peribadatan

Ilustrasi umat Katolik saat mengikuti misa di Gereja.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Romo Adi Prasojo Pr mengatakan, bahwa pihaknya saat ini masih menyusun protokol peribadatan yang akan diterapkan di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi ini. Jadi, pihak KAJ memastikan belum ada layanan ibadah mingguan dalam waktu dekat. 

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

"Sejak awal Gereja Katedral dan gereja katolik lain di Jakarta selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Pusat. Posisi kami saat ini masih mematangkan terkait protokol peribadatan. Sambil mencermati keputusan yang baru saja dikeluarkan oleh Bapak Gubernur," kata Romo Adi saat dikonfirmasi, Kamis 4 Juni 2020. 

Terdapat 3 hal yang masih harus dicermati oleh pihaknya sebelum memutuskan untuk membuka kembali pelayanan peribadatan. Pertama, terkait sarana dan prasarana wastafel yang harus disediakan di setiap gereja.

Detik-detik Bharada Richard Eliezer Pindah Agama Jelang Menikah dengan Ling Ling

"Setiap gereja harus ada tempat cuci tangan dan ada pembatas antrean untuk akses masuk. Kami merujuk pada menteri agama. Itu yang jadi rujukan kami," ujarnya.

Kemudian, terkait kepatuhan pengurus gereja dan umat akan tetap diwajibkan untuk mengenakan masker. Terakhir, terkait mitigasi risiko kesehatan. Nantinya, standar protokol peribadatan akan dibagikan kepada 25 pengurus gereja katolik di Jakarta setelah rampung.

Uskup Sydney yang Ditikam Maafkan Penyerangnya: Saya Selalu Mendoakanmu

"Masih kami susun protokolnya. Nanti setelah itu baru akan kami bagikan," ucap Romo Adi. 

Romo Adi juga menyampaikan, bahwa pihaknya masih menyusun protokol peribadatan untuk 25 gereja katolik di Jakarta saat masa transisi. Pihaknya juga telah merumuskan kapasitas umat yang diperbolehkan untuk mengikuti ibadah. 

"Kami atur kapasitas mungkin nanti tidak langsung 50 persen, tapi bertahap mulai dari 25 persen. Berlaku di semua gereja katolik di Jakarta," jelasnya. 

Dengan demikian, pihaknya secara otomatis akan menambah jumlah jadwal peribadatan yang dilakukan dalam satu hari.

"Misalnya ibadah setiap Minggu yang tadinya hanya 2 kali, nantinya bisa 4 kali. Karena pembatasan kapasitas itu. Nanti setelah kami evaluasi, baru bisa kami naikan. Karena kan harus tetap menjaga jarak," ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa pelayanan gereja katolik baru akan dibuka setelah pihaknya selesai merampungkan protokol peribadatan.

(Catatan Redaksi: Artikel ini mengalami pergantian judul dari yang sebelumnya, "Mulai Pekan Depan, Gereja Katolik di Jakarta Layani Ibadah” demi menghindari kesalahpahaman. Pihak redaksi memohon maaf atas pemuatan judul sebelumnya. Terima kasih)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya