Tak Hanya ke Menteri, Jokowi Minta Rektor Tidak Lakukan Cara Biasa

Presiden Jokowi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVAnews - Presiden Jokowi beberapa hari ke belakang sempat marah-marah kepada jajaran menterinya, karena dianggap hanya bekerja dengan cara-cara biasa saja di tengah masa krisis akibat wabah Covid-19. Kali ini, Jokowi juga menyinggung kalimat tersebut di hadapan para rektor.

Tony Blair Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Menang Pilpres: Fantastis!

Meski tidak dalam suasana hati yang panas atau marah-marah, dalam acara Konferensi Virtual Forum Rektor Indonesia, Sabtu, 4 Juli 2020, Jokowi juga mengingatkan para pemimpin pendidikan tinggi tersebut untuk tidak melulu menggunakan cara-cara biasa saja dalam mendidik generasi muda Indonesia.

Baca juga: Bank Dunia Naikkan Status Indonesia, Jokowi: Kita di Arah yang Benar

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

Sebab, dikatakannya, Indonesia saat ini sangat membutuhkan sumber daya manusia yang unggul, produktif, inovatif dan kompetitif untuk mengejar target menjadikan Indonesia negara maju pada 2045 serta keluar dari status negara berpendapatan menengah menjadi berpendapatan tinggi.

"Perlu saya tegaskan bahwa tugas mulia tersebut tidak bisa dilakukan dengan cara biasa-biasa saja. Kesempatan kita sangat sempit, tidak bisa hanya dilakukan dengan rutinitas saja, dengan cara biasa-biasa saja, apalagi disibukkan dengan administrasi saja, tidak bisa," kata Jokowi.

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

Dia mengingatkan, saat ini memang Indonesia telah dianggap Bank Dunia sebagai negara berpengahasilan menengah ke atas dari sebelumnya menengah ke bawah. Namun, kata dia, kenaikan status itu juga harus diimbangi dengan kerja keras untuk terus maju ke depan.

"Kita butuh sumber daya manusia unggul, produktif, inovatif, kompetitif, di sinilah posisi strategisnya pendidikan tinggi, yakni mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mencetak generasi muda yang produktif dan kompetitif, yang selalu berjuang untuk kemanusiaan dan kemajuan Indonesia," ujarnya.

Jokowi mengaku cara-cara biasa itu tidak bisa lagi diterapkan karena dia memahami kondisi pendidikan atau perguruan tinggi yang ada di Indonesia saat ini. Di mana masih banyak perguruan tinggi yang kekurangan tenaga pendidik atau dosen, perpustakaan yang tidak layak, serta ruang kelas yang tidak memadai.

"Kita harus berubah, kita harus kembangkan cara-cara baru kembangkan strategi baru yang smart shortcut, out of the box. Saya paham bahwa permasalahan pendidikan tinggi sangat kompleks, saya paham. Saya pahama ada ribuan anggota forum rektor Indonesia dengan kemampuan bervariasi, ada yang sudah berkompetisi di kelas dunia tetapi ada yang masih berjuang dengan kekurangan dosen," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya