Tambah Mesin PCR, Risma Kian Tancap Gas Berantas Corona di Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Sosok Tri Rismaharini belum lama ini tengah menjadi sorotan lantaran reaksinya konon dianggap “lebay” dalam menangani penanganan pandemi corona di wilayahnya. Meski demikian, Wali Kota Surabaya itu pun secara terang-terangan menegaskan pihaknya telah berupaya sangat keras menekan angka penularan virus COVID-19.

Kota Surabaya Juara Umum POTRADNAS IX 2023

Figur yang terkenal sangat ekspresif itu pun mengaku bahwa untuk menangani kondisi tersebut, memerlukan dukungan bersama, serta kerja sama sejumlah elemen masyarakat.

Risma pun secara terbuka akan menerima bantuan dari berbagai pihak guna menjadi “modal” dan “amunisi” untuk menghentikan penyebaran COVID-19 di kota Pahlawan tersebut.

South Korea Lifts All COVID-19 Restrictions Starting from June

Baca juga: Lion Air Bakal Laporkan ke Polisi Penyebar Rapid Test Hoax di Medsos

Dalam berbagai kesempatan, Risma juga mengutarakan bahwa Pemkot Surabaya kesulitan untuk mendapatkan berbagai alat pemeriksaan COVID-19.

Pemerintah Siapkan Rp476 Triliun untuk Anggaran Perlindungan Sosial Tahun 2023

Dukungan itu pun satu per satu kini mulai hadir bersambut seperti yang diharapkan Risma. Pemkot Surabaya pekan lalu menerima bantuan dari Yayasan Stapa Center yang bekerjasama dengan PT HM Sampoerna Tbk berupa satu set mesin berteknologi reaksi rantai polimerase atau PCR beserta seluruh kelengkapannya.

Perangkat tersebut nantinya akan dapat dimaksimalkan untuk mempercepat proses deteksi warga Surabaya yang diduga terpapar virus COVID-19.

Baca juga: Keren, PLN Jadi Perusahaan Listrik Terbaik Asia Tenggara dan Selatan

"Maka itu, saya berterima kasih kepada Sampoerna, yang sudah memberikan banyak bantuan kepada kami di Surabaya. Mudah-mudahan, peralatan ini bisa langsung kita gunakan. Kami memang menunggu (peralatan ini)," ujar Risma dalam rilis kepada awak media.

Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini mengungkapkan, saat ini banyak warga yang terpaksa menjalani isolasi selama satu minggu, atau lebih, setelah dinyatakan reaktif COVID-19 melalui pemeriksaan cepat atau rapid test.

Waktu isolasi yang lama disebabkan banyaknya antrean sampel usap karena Pemkot Surabaya memiliki keterbatasan mesin PCR beserta kelengkapannya. Selama proses isolasi, selain tidak dapat bekerja, mereka juga kerap mendapatkan stigma negatif dari masyarakat.

Baca juga: Hati-hati, Menipu Via Pesan Singkat Bisa Dipidana Penjara 20 Tahun

Risma berharap, dengan telah ditambahnya mesin PCR di wilayahnya, maka warga Surabaya yang sesungguhnya tidak terpapar COVID-19 dapat segera beraktivitas kembali untuk mencari nafkah.

"Bahkan, kalau bisa digunakan malam ini, kami akan langsung gunakan," ungkap Risma yang bersemangat menerima hadirnya bantuan mesin PCR tersebut.

Perihal penanganan corona memang cukup pelik di Surabaya. Diketahui tak sekali saja Tri Rismaharini juga mengalami silang pendapat hingga videonya marah-marah beredar.

Termasuk soal penyediaan mobil keperluan operasional PCR sumbangan BIN yang sempat membuat Risma menangis dan mengamuk.

Baca juga: Walau Kerap Ngamuk, Tri Rismaharini Dipuji Cekatan Tangani Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya