Polisi Relawan Pemulasaran Jenazah COVID-19 Di-video Call Kapolri

Komisaris Polisi Sutiono bersama Public Safety Center 119 Malang saat pemulasaran jenazah COVID-19 di Kota Malang.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Kisah menarik seorang polisi, Komisaris Polisi Sutiono, yang menjadi relawan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19 menjadi perhatian Kepala Polri Jendral Polisi Idham Azis. Pria yang menjabat Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan itu dihubungi langsung oleh Idham Azis melalui video call.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Sutiono mengaku tidak menyangk mendapat kesempatan video call secara langsung dengan pemimpin tertingginya di Polri pada Jumat, 10 Juli 3020. Sebelumnya dia mendapat penghargaan dari Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Mohammad Fadil Imran dan dipanggil ke Mapolda Jatim pada Kamis, 9 Juli 2020. 

"Memang selama ini saya di-support langsung sama Kapolres, selama ini saya bertugas sepenuh hati. Pak Kapolda memanggil saya mendadak Kamis. Terus Jumat ditelepon (video call) sama Pak Kapolri. Tidak menyangka mendapat banyak dukungan dan apresiasi," katanya, Sabtu, 11 Juli 2020.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Baca: Kisah Polisi Sutiono Tidur di Makam demi Puluhan Jenazah COVID-19

Saat bertemu Kapolda Jatim, Sutiono mengaku mendapat jaminan pelayanan terbaik bila risiko terburuk terpapar COVID-19. Kapolda menyebut tugas yang dilakukan Sutiono sangatlah berisiko. Namun, atas nama kemanusiaan Kapolda hanya berpesan tetap waspada dan selalu menjaga kesehatan. 

Cerita Anne Avantie Bangkrut, Temukan Kebahagiaan di Tempat Tak Terduga

"Apalagi punya tugas ganda juga (Kasat Intelkam). Kalau sampai terpapar, Kapolda janjikan pelayanan terbaik. Katanya jarang sekali ada orang yang mau kayak gini. Luar biasa, katanya. Intinya mereka sangat berterima kasih atas inisiatif Polresta membantu penanganan pandemi ini," ujarnya.

Komisaris Polisi Sutiono bersama Public Safety Center 119 Malang saat pemulasara

Tugas Sutiono sangat berisiko karena termasuk kontak erat dengan pasien positif. Sebagai kontak erat dengan risiko tinggi dia memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik. Pakaian dekontaminasi atau hazmat digunakan hanya sekali pakai, pun dengan sarung tangan, masker dan face shield. Setelah memakamkan jenazah, semua anggota tim yang terlibat wajib merendam tangan pada cairan alkohol dengan kadar 90 persen.

"Ada lima polisi lagi selain saya. Mereka akhirnya ikut dalam pemulasaran jenazah. Kalau saya sejak 3 Maret. Yang jelas kami tidak kepikiran mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari jenderal-jenderal Polri," katanya. 

Bahkan secara terang-terangan, Idham Azis menawarkan hadiah untuk Sutiono dan lima rekannya yang bertugas di Polres Kota Malang. Namun, mereka tidak meminta hadiah apa pun. Mereka mengaku ikhlas dan tulus dalam tugas kemanusiaan itu. 

“Kami juga bingung mau minta apa, belum ada keinginan minta apa-apa. Misalkan diberi naik jabatan, saya malah nanti tidak bisa membantu masyarakat," ujarnya.

Sutiono memang relawan COVID-19 dari Polres Kota Malang, tapi tidak semua polisi awalnya berani dengan tugas berisiko tinggi itu. Memakamkan berarti masuk kategori kontak erat dengan jenazah COVID-19. Bersama relawan Public Safety Center (PSC) 119 Malang, dia memutuskan menjadi petugas pemulasaran jenazah COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya