Gempa Guncang Jateng dan Yogyakarta Senin Dini Hari, Ini Analisis BMKG

Gempa Bumi 5,2 SR Guncang Bantul Yogyakarta.
Sumber :
  • BMKG

VIVA – Gempa bumi tektonik terjadi pada Senin 13 Juli 2020, pada pukul 02.50 WIB di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo 5,1.

Mayoritas Kota-kota Besar Berpotensi Hujan dampak Dua Siklon Tropis, Menurut BMKG

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan episenter gempa terletak pada koordinat 8,73 Lintang Selatan dan 109,88 Bujur Timur atau tepatnya di Samudera Hindia Selatan Jawa pada jarak 101 km arah Selatan Kulonprogo pada kedalaman 46 km. 

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menutur dia, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempang Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. 

BMKG Temukan Ratusan Titik Panas di Kaltim, Jumlahnya Meningkat dari Sehari Sebelumnya

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas gempa akibat tumbukan lempeng di zona megathrust," jelas Daryono dalam keterangannya, Senin 13 Juli 2020. 

Adapun guncangan gempa ini, kata dia, dirasakan di Pacitan, Purworejo, Yogyakarta, dan Wonogiri. Meskipun Shakemap BMKG menunjukkan guncangan terjadi dalam wilayah luas dari Pangandaran hingga Pacitan.

BMKG: Potensi Hujan Badai Disertai Petir di DKI Jakarta

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Dan sampai pukul 03.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan.

Daryono menuturkan, menariknya, pusat gempa ini bersebelahan sangat dekat dengan pusat gempa berkekuatan Magnitudo 8,1 yang menimbulkan kerusakan di Pulau Jawa pada 23 Juli 1943. Kota-kota yang mengalami kerusakan akibat gempa pada saat itu adalah Cilacap, Tegal, Purwokerto, Kebumen, Purworejo, Bantul, dan Pacitan. 

Ahli geologi Belanda Van Bemmelen pada 1949 mengungkap bahwa korban meninggal akibat Gempa Jawa 23 Juli 1943 ini lebih dari 213 orang, sedangkan korban luka mencapai 2.096 orang, dan 15.275 rumah rusak di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Dalam tiga pekan terakhir wilayah Selatan Pulau Jawa memang terjadi peningkatan aktivitas gempa, seperti:

  1. Gempa Selatan Pacitan M 5,0 pada 22 Juni 2020
  2. Gempa Selatan Blitar M 5,3 pada 5 Juli 2020
  3. Gempa Lebak M 5,1 pada 7 Juli 2020
  4. Gempa Selatan Garut M 5,0 pada 7 Juli 2020
  5. Gempa Selatan Selat Sunda M 5,2 pada 7 Juli 2020
  6. Gempa S0elatan Sukabumi M 4,8 pada 10 Juli 2020 
  7. Dan pagi ini Gempa Selatan Kulonprogo M 5,1 pada 13 Juli 2020.

Meningkatnya aktivitas kegempaan di Selatan Jawa akhir-akhir ini tidak perlu membuat masyarakat khawatir berlebihan, meskipun kita harus waspada dengan meningkatkan kesiapsiagaan baik para pemangku kepentingan bidang kebencanaan dan masyarakat. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya