VIVAnews - Perayaan Hari Imlek ke-11 akan diisi dengan pembacaan puisi untuk mengenang mantan Presiden Abdurrachman Wahid (Gus Dur). Hal itu untuk mengenang jasa Gus Dur terhadap pemeluk agama Konghucu di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Budi Santoso bahwa sejak era reformasi Gus Dur mempunyai peranan penting bagi kaum Konghucu di Indonesia.
Meski hanya menjabat 1,5 tahun, Gus Dur menghapus keputusan presiden yang mengatur dan membatasi ekspresi budaya dan adat istiadat Konghucu. Semenjak Gus Dur menjabat, kata Budi, kaum Tionghoa bisa bebas menggunakan bahasa Mandarin, dan bebas mengekspresikan seni dan budaya.
Budi juga mengatakan pihaknya juga menghargai apa yang dilakukan penerus Gus Dur yaitu Megawati yang menjadikan hari raya Imlek sebagai hari libur nasional, dan Susilo Bambang Yudhoyono yang memulihkan hak sipil, pendidikan, KTP, pernikahan, dan tempat ibadah umat Konghucu.
"Kami bersyukur pada 3 pemimpin presiden terakhir," kata dia di Kantor Presiden seusai bertemu presiden di Jakarta, Rabu 10 Februari 2010.
Pelaksanaan perayaan Imlek Nasional ke 11 akan dilaksanakan 20 Februari 2010 di Jakarta Convetion Centre pukul 16.00 WIB. Namun sebelumnya akan diadakan acara keagamaan, kebaktian yang dihadiri 6 ribu umat di seluruh Indonesia.
Tema yang diambil dalam peringatan kali ini adalah 'Sekali janji terucap, empat ekor kuda tidak bisa menarik kembali.' Tema itu diambil dilatarbelakangi kondisi saat ini dimana orang banyak tak menepati janji.
"Kita mempunyai kewajiban moral untuk mengingatkan kita bahwa sebuah bangsa besar harus mempunyai komitmen terhadap janji," katanya.
ODGJ Ngamuk di Cengkareng Mau Tikam Kakanya Sendiri, Ternyata Kabur dari Dinsos
Seorang pria berinisial A yang merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, mengamuk hingga nyaris menikam keluarganya sendiri. Untung
