Putri Bungsu Sapardi Ungkap Pesan Terakhir Ayahnya pada Keluarga

Prosesi Pemakaman Sastrawan Sapardi Pusara TPU Giritama Bogor
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Putri bungsu Sapardi Djoko Damono, Bawuk, sempat mengutarakan sakit yang diderita oleh ayahnya. Sapardi mengalami infeksi paru-paru sebelum menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit EKA Tangerang. Penulis puisi 'Pada Suatu Hari Nanti' itu sempat dirawat lebih dari sepekan.

Sastrawan dan Sosiolog Ignas Kleden Meninggal Dunia

"Menderita penyakit apa sulit diucap, ada banyak jaringan beberapa kemarin terakhir itu karena ada infeksi paru-paru. Ada seperti cairan banyak. Kemarin mau (memulihkan) memperbaiki itu, tetapi ya sudah mungkin berat juga di badannya. Ya sudah sekitar seminggu lebih dirawat," katanya diwawancarai usai pemakaman, Minggu 19 Juli 2020. 

Baca juga: Kasus COVID-19 di Indonesia Lampaui China, Negara Asal Virus Corona

Joko Pinurbo Bacakan Sajak-sajak Saat Menerima Penghargaan Achmad Bakrie

Sebelum meninggal maestro sastra Indonesia itu tak meninggalkan isyarat banyak bagi keluarga. Namun keluarga sempat diminta untuk menginap di rumah sakit tadi malam. Kepada keluarga, Sapardi hanya meminta minuman teh dan menolak beberapa kali saat ditawarkan makanan. 

"Intinya sih, tadi malam maksa untuk (keluarga) nginap jadi tadi pagi (meninggal).  Firasat ya ada, ada, enggak sih. Ya begitu normalnya. Orangtua yang menghadapi yang sakit seperti itu kira-kira," katanya.

Indonesian Poet Sapardi Djoko Damono Appears on Google Doodle Today

Pesan ayah

Bawuk mengungkapkan keinginan mediang ayahnya untuk dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor. Hal itu diungkapkan saat guru besar FIB UI itu dirawat di rumah sakit. 

"Pesan dari bapak panjang ceritannya. Pokoknya karena beliau sudah tua, jadi ada kesiapan keinginan di sini. Jadi ketika kemarin masuk EKA itu (Rumah Sakit Eka) sudah sambil berharap dan bersiap. Kalau bersiap segala macam itu ketika dirawat. Sebelum itu belum," kata Bawuk. 

Bawuk mengaku selalu terngiang pesan ayahnya untuk selalu belajar. Meski tidak mengikuti jejak ayahnya sebagai sastrawan, tetapi sosok Sapardi merupakan ayah yang selalu mendorongnya belajar. 

"Jujur saya enggak pernah ikut kelasnya, pernah sih, ngikutin doang. Tetap sebagai ayah belajar yang terpenting itu belajar. (Bapak tidak pernah menuntut melanjutkan dunia sastra?). Enggak saya yang menghindar, itu mungkin lain cerita," katanya.

Sebelumnya, almarhum menghembuskan napas terakhir di EKA Hospital BSD, Tangerang Selatan pada hari ini 19 Juli 2020, pukul 09.17 WIB. Jenazah akan disemayamkan di Kompleks Dosen UI no. 113, Jl. Ir . H. Djuanda, Ciputat, Tangsel. Prosesi pemakaman ini tidak dihadiri banyak pelayat yang mengantar seusai keinginan pihak keluarga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya