Mendagri Tito: Beberapa Kantor Pemerintahan Jadi Klaster Baru Corona

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

VIVA – Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian meminta seluruh jajarannya hati-hati dalam bekerja. Karena wabah COVID-19 belum juga tuntas dikendalikan dan ruang kantor jadi tempat potensial penularan atau klaster baru.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

"Yang ingin saya sampaikan, sekarang ini sudah mulai work from office. Ini betul-betul harus hati-hati karena beberapa kantor pemerintahan itu menjadi klaster baru," kata Tito di Jakarta Pusat Senin 27 Juli 2020.

Tito meminta pejabat eselon I dan II di Kemendagri untuk betul-betul memberikan pemahaman kepada stafnya tentang COVID-19. Termasuk cara penularannya dan mematikannya, seperti yang sering dia ungkapkan.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Baca juga: Jenazah COVID-19 Dibakar, Kemendagri: Disesuaikan Akidah Masing-masing

"Sekali lagi saya sampaikan penularan melalui mulai dari percikan. Maka jaga jarak. Penularan juga melalui aerosol, semburan dan penularan melalui objek, yang objek ini yang banyak, sama aerosol yang mungkin kita tidak sadar," ujar Tito.

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Oleh karena itu, kata Tito, bagi yang harus bekerja di kantor atau masuk kantor, maka posisi duduk harus berjarak atau dijarang-jarangkan atau menerapkan sistem shift sehingga potensi penularan bisa dicegah. 

"Jika di dalam ruangan tidak perlu pakai AC. Kalau mau pakai AC sebelumnya yang lain-lain, seperti ventilasi dibuka supaya terjadi aliran udara keluar. Kemudian buka gorden yang banyak supaya sinar matahari masuk, karena sinar matahari akan membunuh protein RNA yang ada di virus COVID-19," ujarnya.

Potensi penularan yang paling rawan, lanjut Tito, adalah dari objek, barang atau benda yang dipegang oleh orang yang telah tertular virus. Sebisa mungkin, jika setelah memegang benda di ruang publik seperti di kantor, jika belum cuci pakai sabun atau hand sanitizer, jangan memegang area mata atau hidung.

"Kalau  bapak-bapak dan ibu bertanya kenapa Pak Menteri tidak pakai sarung tangan? Saya setelah pegang ini tidak ada pegang hidung. Tapi setelah saya pegang mic pegang segala macam yang lain, saya semprot baru pegang mata hidung atau mulut," kata Tito. (lis)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya